UNGARAN | GISTARA.com – Tragedi kemanusiaan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Sabtu (1/10/2022) malam menyisakan luka bagi seluruh lapisan masyarakat di Indonesia. Terlebih bagi pecinta olahraga sepakbola, insiden yang merenggut ratusan nyawa itu seharusnya tidak boleh terjadi.
Rangkaian doa dilangitkan dari seluruh penjuru negeri bagi korban yang berjatuhan usai laga derby Jawa Timur yang mempertemukan tuan rumah Arema FC Malang dengan Persebaya FC Surabaya.
Di Kabupaten Semarang, ratusan supporter Persikas FC Kabupaten Semarang bersama supporter PSIS dan jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Semarang menggelar doa bersama bagi korban tragedi Kanjuruhan di aula serbaguna Alun-alun Bung Karno, Kalirejo, Ungaran Timur, Senin (3/10/2022) malam.
Pujiyanto, salah satu supporter Persikas FC Kabupaten Semarang mengaku sedih atas tragedi kemanusiaan yang terjadi itu. Pasalnya, momen yang seharusnya gembira justru harus berakhir duka.
“Banyak anak-anak yang harus kehilangan nyawanya. Mereka hanya ingin nonton bola, malah justru menjadi korban,” ucapnya sembari berkaca-kaca.
Baca juga: Tragedi Stadion Kanjuruhan, 127 Orang Meninggal Dunia 180 Masih Dirawat
Ia berharap agar kejadian tersebut menjadi pelajaran dan evaluasi bagi para pihak terkait.
“Semoga kemarin yang terakhir, tidak ada sepakbola seharga nyawa manusia,” sambungnya.
Sementara Kapolres Semarang AKBP Yovan Fatika yang turut hadir dalam acara doa bersama itu menjelaskan kegiatan ini sebagai wujud empati bersama paguyuban supporter sepakbola terhadap korban kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang.
“Kami berdoa semoga seluruh korban diberikan tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa, serta diberikan ketabahan dan kekuatan bagi keluarga yang ditinggalkan,” urainya.
Yovan berharap dengan kejadian di Malang, seluruh pihak terkait harus mengambil pelajaran. Baik dari sisi supporter ataupun cara bertindaknya.
“Kejadian di Kanjuruhan tidak boleh terjadi lagi, kemarin cukup yang terakhir. Yang perlu diingat, sepakbola milik bersama. Jadikan itu sebagai pemersatu bangsa,” tegasnya.
Sebagai informasi, dalam kegiatan doa bersama itu ratusan orang yang hadir menyalakan lilin dan menyanyikan lagu ‘cans’ supporter Aremania sebagai bentuk penghormatan.
Seperti diketahui, kerusuhan itu terjadi pasca laga Arema FC sebagai tuan rumah yang menjamu Persebaya FC dengan skor 3-2 yang dimenangkan oleh tim tamu. Beberapa supporter Arema FC yang kecewa turun ke lapangan hingga suasana menjadi tidak kondusif dan memaksa petugas menembakkan gas air mata untuk mengurai massa.
Stadion yang diduga over kapasitas semakin chaos mengakibatkan lautan supporter panik dan berebut ingin keluar stadion hingga banyak yang terinjak dan menjadi korban. (Arief/Gistara)