UNGARAN | GISTARA.com – Longsor yang terjadi di ruas jalan penghubung Desa Kalongan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang dengan Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak hingga kini belum dapat tertangani. Bahkan luasannya semakin bertambah akibat tergerus air hujan secara terus menerus.
Pantauan pada Selasa (25/10/2022), kondisi jalur penghubung tersebut sudah rusak parah dan tidak dapat dilalui kendaraan. Sebuah palang besi permanen yang dicor juga terpasang di kedua sisi jalan tersebut.
Ditemui di Ungaran, Kepala Desa Kalongan Yarmuji menyampaikan luasan longsor di wilayah desanya itu kini mencapai hingga 16 hektare. Tak hanya itu, retakan tanah bahkan sudah merembet ke pekarangan rumah warga yang berada dekat lokasi longsor.
“Oleh karena itu, kami imbau bagi warga yang rumahnya sekitar lokasi longsor untuk sementara waktu mengungsi ke tempat yang aman, minimal radius 150 meter jauhnya,” jelasnya.
Dikatakan Yarmuji, imbauan itu sekaligus sebagai upaya tanggap darurat bencana yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Kalongan. Meski demikian, ia mengakui masih terdapat sejumlah warga yang nekat beraktivitas, khususnya berladang di lahan sekitar tebing yang longsor.
“Ya mau gimana, mereka inisiatif sendiri. Kami sudah mengingatkan, tapi mereka masih nekat menanam singkong di sekitar lokasi longsor,” urainya.
| BACA JUGA: Hendak Dipakai, Sebuah Mobil Ludes Terbakar Saat Mesin Dipanaskan
Sebagai upaya pengamanan, ia bersama warga sekitar sepakat untuk menutup akses jalan tersebut menggunakan palang besi agar tidak dilalui warga. Langkah itu diambil mengingat risiko tinggi yang mungkin terjadi dan dapat menyebabkan korban jiwa.
“Sementara jalur kami alihkan melalui Jalan Bima, sambil menunggu kajian dari tim ahli mengenai penyebab pasti terjadinya longsor,” sambungnya.
Yarmuji menambahkan, hasil kajian dari tim geologi UNDIP beberapa waktu lalu menyatakan bahwa longsor yang terjadi masuk dalam kategori ‘very deep’.
“Artinya longsorannya sangat dalam, karena kedalaman mencapai lebih dari 50 meter dengan luasan 16 hektare dan bentangan 200 meter. Kata mereka, batuan penyusun struktur tanahnya adalah batuan rapuh,” imbuhnya.
Sementara Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang sempat mengunjungi lokasi longsor belum lama ini meminta agar warga berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan.
“Jalan lewat situ dulu, gunakan jalur alternatif yang sudah disiapkan. Pemkab Semarang insyaAllah juga segera akan melebarkan jalur alternatifnya di APBD Perubahan. Mudah-mudahan tahun ini bisa segera terlaksana,” tuturnya. (Arief/Gistara)