JEPARA | GISTARA.com – Pantai Cemara Karimunjawa yang dulu memiliki pasir bewarna putih kini telah berubah menjadi hitam dipenuhi lumut. Kerusakan di pesisir Karimunjawa yang diduga akibat limbah tambak udang juga terdokumentasi pada film Angin Timur.
Dilansir dari detik.com Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jepara, Farikha Elida, mengatakan dugaan pencemaran limbah di Pantai Cemara masih dilakukan kajian dari Kementerian Lingkungan Hidup.
“Sekarang Kementerian Lingkungan Hidup sedang melakukan observasi penggalian data terkait aduan pencemaran pantai di Karimunjawa, jadi hasilnya menunggu dari observasi yang dilakukan kementerian,” kata Farikha
| BACA JUGA: 97,82% Rampung, Jalan Tol Semarang – Demak Seksi 2 Dukung Libur Nataru
Dalam diskusi sekaligus Nobar film Angin Timur di kopi DPR, Pekalongan, Batealit Selasa(18/10/2022). Bambang Zakaria atau lebih dikenal bang jack warga desa Kemojan, Karimunjawa menyampaikan, keberadaan tambak udang sangatlah merugikan masyarakat setempat.Jack mengungkapkan, pemilik lahan yang disewa pemodal untuk dijadikan tambak sangatlah merugi.Rata-rata lahan mereka disewa sekitar Rp 70 juta selama kurang lebih sepuluh tahun.
Jack menyatakan, rata-rata pekerja tambak bukanlah warga setempat. Melainkan pendatang dari luar Karimunjawa. Tak jarang, warga setempat hanya kebagian pekerjaan menggosok lumut di tambak atau pekerjaan kasar lainnya yang tak ternilai.
”Padahal pemilik tambak bisa meraup keuntungan sekitar Rp 3 miliar dalam empat,” ungkap Jack.
Jack menegaskan, masyarakat Karimunjawa tetap hidup sejahtera tanpa adanya tambak udang. Masyarakat bisa hidup dari sektor wisata, nelayan dan pemanfaatan sumber daya yang ada dengan memperhatikan etika lingkungan.
”Tanpa tambak, masyarakat sudah bisa hidup sejahtera. Dari dulu kami bisa sejahtera,” jelas Jack. (Hanif/Gistara)