
SOSIALISASI – Narasumber berikan materi pada kegiatan Sosialisasi Kurikulum Merdeka yang diikuti ratusan anggota Himpaudi yang tersebar di 15 kecamatan pada Sabtu, (3/12/2022).
JEPARA | GISTARA.com – Himpaudi Kabupaten Jepara selenggarakan Sosialisasi Kurikulum Merdeka yang diikuti ratusan anggota Himpaudi yang tersebar di 15 kecamatan kecuali Karimunjawa, pada Sabtu, (3/12/2022) di Aula 2 Disdikpora Kabupaten Jepara.
kurikulum merdeka merupakan kurikulum yang baru, sehingga membutuhkan sosialisasi yang massif, berkelanjutan dan menyeluruh.
Kurikulum Merdeka merupakan pola pembelajaran yang berpusat pada anak, terdapat pemetaan potensi anak sesuai minat dan bakat serta disesuaikan dengan karakteristik yang ada di lingkungan satuan pendidikan.
Kurikulum harus bersifat dinamis dan menyesuaikan perkembangan zaman. Sehingga dengan kurikulum kni diharapkan menjawab kebutuhan anak sesuai dengan kodrat dan minat anak.
Ketua Panitia Abdul Wahab menyampaikan tujuan diadakan kegiatan ini adalah untuk mempersiapkan agar pendidik PAUD Non Formal di Kabupaten Jepara mempersiapkan diri dan memahami lebih lanjut penerapan Kurikulum Merdeka ini agar dapat diimplementasikan pada Tahun ajaran berikutnya yakni tahun ajaran 2023/2024.
BACA JUGA: KH. Charis Rohman; Urip Kudu nduwe Idola
Ketua Himpaudi Kabupaten Jepara Sholihatun dalam sambutannya menyampaikan Kurikulum Merdeka relevan dengan pemikiran pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara yaitu; (1) Pendidikan menjadi landasan peradaban bangsa, (2) Pendidikan harus memberi perubahan sesuai perubahan zaman, dan (3) Pendidikan harus menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Lebih lanjut Ia menjelaskan, dasar dari pendidikan anak tidak lepas dari kodrat alam dan kodrat zaman yang artinya bahwa kedua kodrat tersebut saling berkaitan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai dan sifat-sifat kemanusiaan.
“Kodrat zaman yang seperti sekarang ini menekankan kepada anak untuk memiliki keterampilan abad 21 dengan melihat kodrat anak yang semestinya, sehingga didiklah anak-anak sesuai dengan zamannya,” tuturnya.
Konsep Ki Hajar Dewantara tentu sangat menginpirasi terhadap perubahan dan peningkatan wawasan pendidikan di Indonesia dengan mengimplementasikan perubahan itu di satuan pendidikan.
BACA JUGA: Ratusan Bonsai Adu Cantik di Ajang Indonesia Bonsai Fighter
“Setiap harinya akan terwujud merdeka bermain, merdeka belajar, sehingga membuat anak menjadi nyaman tanpa ada tekanan dan pembelajaran berpusat pada anak dan pendidikan yang holistik,” ungkap Bunda Olik.
Lebih lanjut Bunda Olik saat menjadi narasumber dalam sesi materi tentang struktur kurikulum merdeka, bahwa kurikulum ini mengandung dua hal yaitu kegiatan intrakurikuler dan proyek penguatan profil pelajar pancasila (P5).
Dua hal inilah yang menjadi pembeda dari kurikulum 2013 ke Kurikulum Merdeka. Kegiatan intrakurikuler dirancang agar anak mampu mencapai kemampuan yang dirancang dalam capaian pembelajaran (CP) pada fase fondasi sesuai dengan standar kelulusan anak. Sedangkan P5 bertujuan untuk pengayaan wawasan dan penanaman karakter anak sejak dini.
Sedangkan bunda Faizatun Nikmah yang menjadi narasumber pada sesi kedua memberikan kiat-kiat bagaimana menguatkan perwujudan proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dalam proses pembelajaran di PAUD.
Sementara pada sesi ketiga dipaparkan pengenalan KOSP yang disampaikan oleh Bunda Siti Rosiqoh dari bidang Litbang Himpaudi Kabupaten Jepara.
Plt. kepala Disdikpora Kabupaten Jepara Ali Hidayat menyampaiakn dalam sambutannya saar menutup kegiatan, sangat mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan oleh Himpaudi Kabupaten Jepara. Ia mengajak para pendidik PAUD Non Formal untuk terus meningkatkan kompetensinya di tengah-tengah perubahan zaman yang selalu berkembang. “Manfaatkan plat form Merdeka Mengajar milik Kemendikbudristek sebagai salah satu daya dukung peningkatan SDM yang secara gratis difasilitasi oleh pemerintah,” pinta Ali Hidayat. (Husni-ZP-Olik/Gistara)