JEPARA | GISTARA.com – Dalam rangka pentas Refleksi anggota baru dan pentas tawur angkatan yang diperankan alumni Taeater Tuman menampilkan karya seni teater yang mengarah pada kritik isu sosial. Pementasan berlangsung di gedung Dewan Kesenian Daerah (DKD) Jepara pada Sabtu, (24/12/2022) malam.
Ktitik terhadap isu sosial ini dikemas dalam sebuah karya seni teater yang berjudul Manusia BBM dengan sub judul ‘sidang-sidangan’ yang di sutradarai oleh Raden Hamid Surip sekaligus penulis naskah. Karya seni teater ini berawal dari fenomena atas terjadinya kenaikan harga dan kelangkaan BBM.
Selaku penulis naskah Raden Hamid Surip menyampaikan, hal ini sebagai bentuk penyampaian aspirasi masyarakat kecil dari berbagai kalangan. Seperti halnya yang diperankan ada yang mewakili sebagai Nelayan, Petani, Tukang Kayu hingga Ibu
BACA JUGA: Revitalisasi Budaya Nusantara Guna Perkuat Karakter Bangsa di Era Milenial
“Ide cerita naskah ini sebenarnya sudah lama saya buat namun baru pertama kali di pentaskan di Jepara ini,” ungkap Surip. Ia menambahkan lewat seni pertunjukan ini dapat menambah wacana bagi kalangan muda dalam menanggapi isu-isu yang terjadi.
Kisah yang diusung dalam naskah, secara total dipentaskan oleh alumni Teater Tuman sebagai bentuk refleksi. Masing-masing yakni Rokhim (Kancil), Hafiz (Celeng sebagai kepala hewan perwakilan rakyat), Doyok (Monyet), Roy (Dewan Kura) dan lain sebagainya.
Pentas teater ini merupakan pertunjukan yang dipentaskan kurang dari 10 orang yang berbalut komedi dan kritik. Pementasan malam itu mewakili suara ‘wong cilik’ dalam menghadapi kehidupan. Pertunjukan makin hidup dengan iringan musik. (Husni/Gistara)