JEPARA | GISTARA.COM – Beberapa makanan olahan atau camilan seiring perkembangan zaman mengalami perubahan. Salah satunya Ender, ia bisa disebut sedulur dari makanan tambahan -Horog-horog. Sebab, keduanya berbahan baku sama dengan finishing yang berbeda.
Camilan khas Desa Plajan, Kecamatan Pakis Aji, Kabupaten Jepara ini, tidak lain muncul karena sentuhan kreatif masyarakat Desa Plajan terhadap Pati Aren. Ketimbang sekadar menjadi horog-horog, muncul ide membuat Ender.
Hal itu, disampaikan Istri Ketua RT 24 RW 4 Desa Plajan, Sholikatin. Lahirnya Ender, bermula dari lomba masak tingkat RT Tahun lalu (2022). Karena memiliki nilai kreatifitas tersendiri, kemudian disosokkan sebagai camilan khas Desa Plajan.
“Pemenang lomba masak waktu itu Ender, memang unik dan berbeda dari yang lain. Inisiatif dijadikan camilan khas kami,” papar Sholikatin, Selasa (16/5/23).
Proses pembuatan camilan Ender dinilai tidak sulit. Sama dengan horog-horog, namun sewaktu Pati Aren masih basah, adonan Ender disangrai menggunakan wajan.
Ukuran Ender pun bervariatif, setidaknya hadir dengan diameter 10 Cm sampai 15 Cm. Ender disangrai selama 5 – 8 Menit, ditiriskan kemudian digulung bak Srabi Notosuman Solo.
Terdapat beragam rasa yang dihadirkan, ada yang gurih maupun pedas. Menurut Sholikatin, rasa paling diminati oleh konsumen adalah rasa pedas. Selain itu, pihaknya juga akan berinovasi dengan rasa manis, untuk menjurus rasa yang disukai anak-anak.
Berdasarkan keterangan dari penggerak cemilan Ender khas Desa Plajan, Totok Harmanto, setelah Ender disangrai dan dipackaging dapat bertahan selama seminggu.
Kemudian, ia juga menyampaikan bahwa camilan ender paling enak dikonsumsi sembari minum kopi dan teh. Menurutnya, lebih syahdu sewaktu di pinggiran sawah dengan menikmati pemandangan alam Desa Plajan.
“Menikmati ender bersama kopi atau teh dengan pemandangan alam, sungguh syahdu rasanya. Ender makanan khas Plajan akan kami gemakan lebih kuat lagi. Supaya pemasaran Ender semakin luas,” pungkasnya. (oko/sochib)