JEPARA | GISTARA.COM – Sedekah Bumi dengan iringan Memeden Gadhu di Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara berlangsung kembali. Diketahui, Memeden Gadhu atau Hantu Sawah digunakan petani zaman dahulu untuk mengusir hama.
Hal tersebut, disampaikan Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdatul Ulama (MWC NU) Bangsri Jepara, Prof. Dr. H. Ihsan. Mengingat, musuh alami hama sawah perlahan lenyap diburu orang. Sehingga, Memedi Gadhu adalah solusi.
“Ular, misalnya, diburu untuk kepentingan industri dan makanan olahan. Selain itu, katak dan burung dibabat habis untuk makanan dan hiasan rumah. Sehingga wajar bila hama Tikus, Wereng, dan sejenisnya makin merajalela,” papar Prof. Ihsan kepada Gistara, Minggu (4/6/23).
Pihaknya juga menyampaikan, bahwa Memeden Gadhu suatu langkah cerdik dalam mengusir hama sawah. Karena melalui upaya yang ramah lingkungan, tanpa usur obat.
Di sisi lain, Prof. Ihsan tidak menampik apabila budaya semakin terkikis oleh perkembangan zaman. Menurutnya, spirit pelestarian masyarakat terhadap budaya mulai menurun.
“Marikah istiqomah dalam menjalankan tradisi dan budaya lokal setempat. Agar generasi-generasi selanjutnya dapat menikmati,” ujarnya.
Lebih lanjut, ihwal beberapa orang yang menilai tradisi Memeden Gadhu itu musyrik. Menurutnya, perlu pemahaman lebih lanjut. Sehingga dapat membedakan mana agama dan tradisi.
“Nilai budaya itu bukan hal yang musyrik, kalian membuat festival memeden gadhu bukan berarti kalian menyembahnya kan? jadi kita itu harus memahami betul-betul tentang budaya dan agama,” pungkasnya. (Okom/sochib)