JEPARA | GISTARA.COM – Kontestasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, di Daerah Pemilihan atau Dapil Dua Jepara akan berlangsung sengit. Pasalnya, lokasi tersebut merupakan kandangnya para Elite Partai Politik (Parpol). Sehingga seperti neraka bagi Calon Legislatif (Caleg) kacangan.
Dapil yang memperebutkan 188.699 suara itu, lebih seksi ketimbang Dapil lain. Selain Dapil Dua, standing position caleg dalam Parpol -Ketua. Kendati pada Dapil Satu terdapat empat pimpinan partai, kursi yang diperoleh pun maksimal tujuh (NasDem).
Berbeda dengan Dapil Dua, di sana diisi oleh Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Nuruddin Amin; Ketua DPC Partai Persatuan Pembangunan atau PPP Masykuri; dan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat, Latifun.
Mereka peroleh suara tinggi di Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019, Nuruddin Amin menangkan 9.720 suara dan Latifun 10.413 suara. Meski Masykuri hanya mendapatkan 4.129 suara, ia memiliki otoritas atas posisi anggota partainya.
Seperti yang terjadi pada penempatan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jepara Tahun 2019, Imam Zusdi Ghozali dapat kursi ketua dengan perolehan 8.616. Padahal tertinggi adalah New Arrivals, Haizul Maarif 9.444. Karena saat itu, Imam Zusdi menjabat sebagai Wakil Ketua DPC PPP Jepara.
Kemudian, gerakan dari Nuruddin Amin pun berlangsung sejak lama. Hampir setiap titik usaha masyarakat, terpasang gambar Gus Nung (sapaan akrabnya) beserta Istrinya, Hindun. Sehingga, masyarakat Bangsri mana yang tidak kenal dengan Kompolotan PKB lovers ini. Bukan hanya bekerja sama di ranah rumah tangga, melainkan juga kepartaian, chemistry terbangun sejak awal.
Gesekan antar Caleg kian bertambah, dengan pola percaturan lama (incumbent) lainnya, yakni Hengki Sandi Atmojo. Anggota Partai PDI Perjuangan ini juga seorang menantu dari Eks Bupati Jepara, Dian Kristiandi. Basis masanya tidak diragukan lagi, terbukti Pileg di Tahun 2019 peroleh 8.918 suara.
Lantas, Pemilu di Tahun 2024 nanti akan membuktikan karir siapa yang akan terjegal. Apakah memunculkan new arrivals lalu menumbangkan incumbent, atau sebaliknya incumbent masih kuat dengan cengkeraman basis masanya. Seperti neraka saja Dapil Dua, panas.