JEPARA | GISTARA.COM – Pimpinan Cabang (PC) Lembaga Bahtsul Masail (LBM) Nahdlatul Ulama (NU) Jepara selenggarakan Bathsul Masail perdana. Sorot sejumlah pertanyaan dari keresahan masyarakat ihwal fenomena syariat kekinian.
Pertanyaan tersebut, dikatakan oleh Ketua LBMNU Jepara Amiruddin, berasal dari keresahan masyarakat berkenaan fenomena yang terjadi. Sedikitnya, terdapat tiga tema yang dibahas, yakni tahqiq (pemeriksaan) kategori faqir miskin era sekarang, pemanfaatan wakaf di luar akad, dan problematika ibadah haji.
“Masing-masing disampaikan oleh Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Karimunjawa, LBM MWC Keling dan PC LBMNU Jepara. Pertanyaan-pertanyaan dirumuskan dan dibahas hingga ditashih (dibenarkan) oleh mushohih (pembenar),” papar Amiruddin kepada Gistara, Sabtu (15/7/23) pagi.
Agenda yang diselenggarakan di Pondok Pesantren (PonPes) Putra Darussa’adah Desa Bugel, Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara ini, diikuti oleh sejumlah delegasi perwakilan dari masing-masing MWC se-Jepara.
Setidaknya 80-an orang perwakilan dari MWC itu, bertugas membredel beragam pertanyaan. Setelah memunculkan suatu jawaban, kemudian ditashih oleh Agus Salim, Syamsul Arif, Kamil Ahmad dan Hasan Basri selaku mushohih.
Ihwal Bahtsul Masail, bagi Amiruddin adalah ruhnya NU. Hal tersebut, juga menjadi tradisi NU dalam membahas beragam persoalan pelik soal syariat yang mengudara di lingkungan warga nahdliyin.
“Bahtsul Masail seperti musyawarah, memberikan jawaban berdasarkan ibarot yang bersumber dari literatur salaf (klasik). Beberapa dari peserta, ada pula yang menggunakan maktabah syamilah untuk memudahkan,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, turut dihadiri Pelaksana Harian (Plh) Tanfidziyyah PCNU Jepara Zaenuri Toha, Sekretaris Tanfidziyyah PCNU Jepara Sahil, Sekretaris LBMNU Jepara Muhammad Nadhif, dan Ketua MWCNU Kedung Ahmad Afif. (Okom/Sochib)