JEPARA | GISTARA.COM – Perceraian di Jepara dari Januari hingga awal Juli 2023 mencapai ribuan. Bahtera rumah tangga itu harus pecah, disebabkan faktor perselisihan yang tak kunjung usai serta ekonomi yang oleng.
Berdasarkan laporan perkara tingkat pertama yang diterima Pengadilan Agama Jepara bulan Juni 2023, disebutkan, sejumlah 1079 laporan yang terdiri dari 215 cerai talak dan 864 cerai gugat. Dari laporan tersebut, diputus oleh pengadilan dengan total 912.
Salah satu Hakim di Pengadilan Agama Jepara, Sujadi memaparkan, jumlah tersebut berkemungkinan akan bertambah, seiring paruh kedua ini berjalan. Ia memprediksi, bakal mencapai 2.400 di akhir 2023.
“Kenaikan atau laporan yang semakin bertambah, tidak bisa diprediksi secara pasti. Namun, dalam prakteknya, dari hari ke hari naik, meskipun dari pihak Pengadilan Agama menganjurkan untuk berdamai,” papar Sujadi kepada Gistara, Minggu (9/7/23).
Lebih lanjut, berdasarkan laporan faktor-faktor penyebab terjadinya perceraian pada Pengadilan Agama, didominasi dengan alasan faktor perselisihan dan pertengkaran terus menerus sebanyak 424 dan 300 dari ekonomi.
“Total alasan perceraian yang disebabkan perselisihan dan pertengkaran terus menerus berada di urutan tertinggi setelah itu baru ekonomi,” terangnya.
Tidak hanya itu, pihaknya melanjutkan, faktor meninggalkan salah satu pihak berada di urutan ketiga. Berangkat dari total keseluruhan alasan atau faktor terjadinya perceraian, menurutnya, melalui beberapa saksi persidangan menyebutkan, ketidakmampuan suami hingga selingkuhnya istri jadi alasan perceraian di Jepara.
“Banyak motif yang melatar belakanginya, mulai dari keadaan ekonomi yang tidak baik-baik saja, hingga perbuatan selingkuh yang dilakukan oleh pasangan turut mewarnai bahtera rumah tangga yang berujung persidangan,” ujar dia.
Saat dikonfirmasi, ternyata tidak hanya didominasi kalangan buruh pabrik, garmen atau perushaan saja. Melainkan juga pegawai negeri sipil (PNS). Pihaknya pun menegaskan, yang terpenting adalah, komunikasi.
“Ketika komunikasi dapat berjalan secata harmonis, sudah barang tentu pernikahan akan baik-baik saja. Meski badai atau ombak menghantam, ketika sama-sama rela dan ikhlas, bisa baik ke depannya,” pungkas dia. (Okom/Sochib)