JEPARA | GISTARA.COM – Memasuki era digital, proses globalisasi dinilai semakin masif, termasuk pemahaman ideologi lintas negara. Hal tersebut dikhawatirkan Penjabat (Pj) Bupati Jepara, Edy Supriyanta jika pemuda kehilangan jati diri bangsa.
Ideologi, bagi dia, merupakan aspek penting dalam proses berbangsa dan bernegara. Begitupun kelompok generasi muda, menurutnya rentan terpapar paham-paham yang bertentangan dengan ideologi bangsa Indonesia -Pancasila.
“Sekarang penjajahan tidak berwujud kolonialisme, melainkan telah menjelma imperialisme. Ideologi transnasional yang bertentangan dengan Pancasila riskan meracuni generasi muda bangsa, apalagi di era digital yang sarat globalisasi,” papar Edy Supriyanta kepada Gistara, Rabu (26/7/23) di Aula I Disdikpora Jepara.
Berangkat dari hal tersebut, kajian wacana atau wawasan kebangsaan ihwal penguatan Pancasilaisme penting ditekankan. Apabila ideologi liar mencoba menggerogoti spirit pemuda, dapat teratasi dengan efektif.
“Saat ini, radikalisme tengah bergerilya dengan brain stroming kawula muda. Bila wawasan kebangsaan meningkat, maka kuatlah kesatuan dan persatuan masyarakat dalam frame nasionalisme Indonesia,” ujar dia.
Sebagai generasi muda, kata Edy, sudah semestinya mencintai Pancasila, bhineka tunggal ika, serta berpegang teguh kepada undang-undang dasar 1945. Tidak hanya itu, keterlibatan remaja dalam pembangunan bangsa maupun inovatifitas karya dinilai penting.
“Memasuki era digital, wadah dalam berorganisasi semakin beragam. Sehingga dapat dimanfaatkan guna menelurkan ide dan gagasan kreatif di lorong pergerakan yang kritis, transformatif dan progresif,” jelasnya.
Penyampaian pentingnya wawasan kebangsaan itu, diarahkan kepada 100 perwakilan SMA dan SMK se-Jepara. Berbarengan dengan hal itu, merupakan kegiatan sosialisasi wawasan kebangsaan bagi kalangan pelajar. (Okom/Sochib)