Timbulan sampah organik meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan itu akan menjadi bencana besar jika tidak diselesaikan, tetapi belum menjadi fokus pemecahan masalah berkelanjutan di masyarakat saat ini. Implikasi pemecahan masalah ini realistis dalam implementasi dan pengembangannya karena sampah organik sebagai bahan baku protein belum terkelola secara berkelanjutan di Indonesia. Bisnis dan budidaya larva/maggot BSF memiliki potensi dan nilai ekonomi yang baik untuk dikembangkan, karena memiliki nilai sustainability dan ramah lingkungan.
Peluang hilirisasi proses pengolahan sampah organik menjadi protein alternatif di dalam negeri juga meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembukaan lapangan kerja. Potensi ini menandai ketersediaan ruang investasi yang linier dalam menumbuhkan kebersihan lingkungan, kesejahteraan masyarakat dan ketahanan pangan demi swasembada protein di Indonesia.
Kebutuhan bahan baku ataupun bahan jadi protein untuk pakan hewan saat ini didominasi oleh produk impor, direpresentasikan dengan angka impor sumber protein Indonesia tahun 2021 senilai Rp 43,5 milyar. Hal ini disebabkan kebutuhan protein dibutuhkan pada semua hewan; baik untuk sektor perikanan, peternakan, hingga hewan peliharaan membutuhkan protein tersebut untuk pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan tujuan para petaninya. Hal tersebut menjadi peluang mengingat protein sebenarnya bisa didapatkan dari sisa bahan atau proses yang ada di sekitar kita.
BSF Klaten menggunakan larva BSF (Hermetia Illucens) untuk pengolahan sampah organik karena karakteristik larva yang higienis dan kemampuannya mengubah sampah menjadi biomassa larva berprotein tinggi (20-40%) dan pupuk tanaman organik. Mereka dapat mendekomposisi sampah organik 2-5 kali berat badannya dalam 24 jam dengan kecepatan yang lebih cepat dan lebih efisien daripada teknologi kompos saat ini (2-3 bulan). Kita hanya membutuhkan 35.500 – 88.000 ton larva untuk mengurai sampah organik harian Indonesia yang selanjutnya dapat menjadi sumber pakan alternatif bagi ternak dan perikanan.
Pengembangan budidaya larva BSF di masyarakat bersama mitra kami yang terdiri dari penyandang disabilitas, perempuan berpenghasilan rendah dan kelompok marginal dengan kerentanan ekonomi tinggi, kami menciptakan lapangan kerja baru dan mengurangi pengangguran. Kami fokus memberikan pendampingan dan kemitraan strategis untuk membantu penyerapan produksi Larva BSF mereka dan sedang mengupayakan perluasan pasar dan penelitian produk hilir sehingga terbentuk ekonomi sirkular.
Sebagai perusahaan berbasis masyarakat, kami berupaya memberdayakan masyarakat dengan membentuk rantai pengelolaan sampah organik yang inklusif dan berkelanjutan. Peran mitra pembudidaya melalui upaya telah melahirkan pembudidaya baru di sekitarnya yang berdampak pada berkurangnya sampah organik yang tidak terkelola secara eksponensial. Tahun 2022 seluruh pembudidaya telah berhasil memproduksi 120 ton larva BSF secara berkelanjutan. Di selatan Provinsi Jawa Tengah & DIY (wilayah aglomerasi Joglosemar), 600 ton sampah organik diolah pada tahun 2022 dan tercipta lapangan kerja baru dengan pertumbuhan lebih dari 150% (yoy). Pertumbuhan ekonomi mereka dari budidaya larva BSF mencapai Rp 622.000.000,- pada tahun 2022 sedangkan sebaran budidaya larva BSF sebesar 70% di pedesaan untuk mendorong pemerataan ekonomi di wilayah ini.
Selain solusi praktis yang sudah dan proses dikembangkan oleh BSF Klaten, kami juga berfokus pada edukasi melalui platform video di youtube BSF Klaten dengan fungsi (1) Sebagai edukasi pengelolaan sampah organik skala rumah tangga; (2) Manfaat larva/maggot bsf untuk lingkungan, pakan protein alami untuk unggas, ikan konsumsi, hasil urai sampah atau biasa di sebut kasgot (bekas maggot) sebagai material pupuk organik, produk turunan seperti maggot kering beserta aplikasinya.
BSF KLATEN tahun ini tergabung dalam pendampingan peningkatan skill dari 2 institusi pemerintah antara lain :
- Pelatihan Leveling Manajemen Usaha dan Keuangan oleh BALATKOP UKM Provinsi Jawa Tengah dengan mentor dari BHMTC Indonesia (Bio Hadikesuma)
- Program Pendampingan Ekspor oleh KEMENDAG