JEPARA | GISTARA.COM – Rerata tiap bulan, PT. PLN (Persero) untung Rp. 75,55 Miliar di Kabupaten Jepara. Hal itu, disebabkan dari tingginya kebutuhan listrik, mulai dari industri sampai masyarakat.
Tingginya angka itu, diinformasikan Manajer PLN UP3 Kudus, Firman Sadikin sebab besaran pelanggan yang mencapai 357.284 jiwa, dengan rasio elektrifikasi di Kabupaten Jepara saat ini sudah mencapai 100 persen.
“Untuk Pendapatan Penjualan Tenaga Listrik di wilayah Kabupaten Jepara rata-rata setiap bulannya sebesar Rp. 75,55 miliar dari penjualan sebesar kWh 77.384 GWH,” papar Firman kepada Gistara, Rabu (6/9/23).
Meski peroleh keuntungan fantastis, pihaknya juga menyalurkan Pajak Penerangan Jalan (PPJ) tahun 2023 yang dipungut oleh PLN sebagai Pendapatan Asli Daerah sampai bulan Agustus ini, dengan total sebesar Rp. 5,03 Milyar.
BACA JUGA : Beras C4 Rp. 14.500, Pj Bupati Jepara : Murah
Pertumbuhan pemakaian tenaga listrik di Jepara sampai dengan saat ini sebesar 1,9 persen dibanding Year on Year (YoY) tahun 2022, menunjukkan menggeliatnya perekonomian masyarakat, baik skala besar dan kecil.
Pertumbuhan itu, dibenarkan Penjabat (Pj) Bupati Jepara, Edy Supriyanta yang diwakili Pelaksana Tugas (Plt) Staf Ahli Bidang Staf Ahli Bidang Pembangunan, Kemasyarakatan dan SDM, Hasanudin Hermawan.
Menurutnya, PLN telah berikan multiplier effect terhadap peningkatan ekonomi di masyarakat. Stabilitas listrik ini, dibutuhkan wirausaha untuk kepastian produksi.
“Saya berharap agar PLN UP3 Kudus di ULP Jepara dan Bangsri, semakin meningkatkan kualitas jaringan untuk kecukupan suplai energi listrik interkoneksi Jawa-Bali,” pungkasnya.
BACA JUGA : Pengajuan Akta Kelahiran Bisa Lewat Aplikasi IKD
Sebagai informasi, angka kemiskinan dan tingkat pengangguran di Jepara, berada dalam rentang positif. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) Jepara yang turun dari 4,23 persen tahun 2021 naik menjadi 4,1 persen tahun 2022, jauh lebih rendah dari rata-rata Jawa Tengah sebesar 5,57 persen dan nasional 5,86 persen.
Sedangkan angka kemiskinan, turun dari 7,44 persen tahun 2021, menjadi 6,88 persen tahun 2022. Angka kemiskinan ini berada di posisi terendah ke-3 Jawa Tengah, setelah Kota Semarang dan Salatiga. Dan juga paling baik diantara 5 Kabupaten sekitar Muria, yakni Blora, Rembang, Pati, Kudus, dan Demak.
(Okom/Sochib)