GISTARA. COM – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa perubahan iklim yang berdampak pada krisis air semakin menjadi ancaman serius, sehingga harus menjadi perhatian dan kewaspadaan seluruh negara.
Menurutnya, terganggunya siklus hidrologi sehingga terjadi krisis air, disebabkan oleh kencangnya laju perubahan iklim, yang dipicu oleh makin melompatnya emisi gas rumah kaca dari aktivitas manusia.
“Air adalah sumber daya penting yang menopang keberlanjutan kehidupan manusia dan planet ini, maka mengelolanya secara efisien, berkelanjutan, serta berkeadilan untuk manusia dan alam adalah salah satu tantangan terbesar yang kita hadapi di abad ini,” ungkap Dwikorita dalam World Water Congress ke 18 di Beijing, sebagaimana dikutip di situs bmkg.go.id (29/9/23)
Dwikorita mengajak, seluruh negara harus ambil bagian, dalam mengatasi masalah air dan menunjukkan pengakuan, akan pentingnya air bagi pembangunan berkelanjutan, serta kesejahteraan warga.
BACA JUGA : Perceraian Marak di Jepara, Perselisihan Jadi Faktor Terbesar
Dengan memprioritaskan kebijakan dan program yang mempromosikan konservasi, perlindungan, dan pemanfaatan air secara keberlanjutan.
Lebih lanjut, Dwikorita mengatakan bahwa persoalan air merupakan persoalan lintas sektoral yang mempengaruhi banyak aspek kehidupan, diantaranya pertanian, energi, kesehatan, lingkungan, dan ketahanan iklim.
Maka dari itu, butuh komitmen politik yang kuat untuk mengatasi persoalan air tersebut. Jika tidak, maka prediksi Organisasi Meteorologi Dunia (WMO – World Meteorological Organisation) serta Organisasi Pertanian Pangan Dunia (FAO – Food Agricultural Organisation) mengenai krisis pangan global di tahun 2050 bukan isapan jempol.
(KA)