SOLO | GISTARA.COM Tidak dipungkiri dampak pandemi cukup telak memukul perekonomian seluruh dunia tidak terkecuali Indonesia. Hal itu pula yang dialami Willy seorang pengusaha Interior yang harus menutup usaha di dunia permebelan yang sudah dibangunnya selama hampir 10 tahun.
Walaupun sudah sekuat tenaga untuk mempertahankan usaha tersebut, namun apadaya pandemi lebih kuat. Periode 2020 sampai 2022 usaha interiornya hampir tidak ada order, terpaksa dirinya harus merogoh kocek lebih dalam untuk memenuhi kewajiban membayar gaji karyawan, kewajiban pengembalian modal usaha juga kontrakan untuk tempat usahanya tersebut. Tidak berhenti sampai disitu ternyata satu persatu aset yang sudah dikumpulkan bersama istrinya harus dilepas. Tak kurang 2 kendaraan roda dua serta 2 kendaraan roda 4 harus di iklaskannya.
Harapan di tahun ke-3 pasca pandemi, ekonomi mulai lancar ternyata tidak sesuai prediksi. Dengan berat hati dia harus merumahkan semua karyawannya. Kenyataan pahit ini harus diterima bahwa usahanya harus mengalami bangkrut. Hal tersebut diketahuinya saat lolos seleksi Pelatihan Leveling Balatkop Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah 2023.
Melalui pelatihan tentang Managemen Usaha dan Keuangan, dirinya baru tahu bahwa ternyata bukan hanya pendemi penyebab bangkrutnya usaha yang sudah dijalankan selama ini. Tata kelola usaha yang asal-asalan menambah berat beban saat terjadi pandemi. Bagai tersambar petir dirinya harus mengiklaskan usaha tersebut untuk sementara waktu di istirahatkan.
BACA JUGA: Coklat Milik Mantan Pejabat Bank BUMN, Meledak Saat Leveling Balatkop
Adalah BHMTC yang telah menyadarkan dan memberi pencerahan tentang bisnis. Mas Bio Hadikesuma sebagai mentor telah merubah mindset tentang bagaimana sebenarnya bisnis itu dijalankan. Owner BHMTC itu berhasil merevolusi mental untuk bisa menerima kekalahan dan mulai berusaha dengan bisnis yang baru. Dengan metode yang realistis dan mudah dipahami, Willy mulai percaya diri untuk membangun bisnisnya yang baru.
Budidaya Anggur menjadi pilihan untuk mulai dijalankan sebagai bisnis barunya. Berawal dari hobi yang telah digelutinya sejak 2019 itu dijadikan sebagai lokomotif usaha di bidang Agrobisnis yang diberi nama “Point Farm”. Perlahan dan pasti usaha yang dijankannya mulai menampakkan hasil.
Dengan ilmu yang diperolehnya saat pelatihan, saat ini menjadi pedoman dalam memulai bisnis. Dari mulai rencana bisnis, tata kelola hingga pemasaran sudah dilakukan sesuai dengan ilmu tentang bisnis. Diluar dugaan, bisnis yang mulai dirintis sejak Februari 2023 itu ternyata bisa tembus puluhan juta di awal tutup buku.
Hal itu membuatnya semakin yakin bahwa usahanya akan berkembang. Ditambah pula dengan pendampingan selama menjalankan bisnis membuat Willy lebih semangat untuk membesarkan usaha pertanian. Saat ini sudah ada 3 kebun yang sudah dibuka untuk bisnisnya tersebut, dengan luasan sekitar 200m persegi.
Bersaman dengan itu Willy menjalin kerjasama dengan Yayasan Indonesia Respon untuk mengembangkan bisnis pertanian. Yayasan nirlaba ini mengembangkan usaha dengan dibarengi kegiatan sosial. Bersama yayasan tersebut Point Farm membuka lahan seluas 5000m persegi untuk kegiatan pembibitan juga perkebunan Anggur dan komoditas tanaman untuk ketahanan pangan.
Bersamanya dibuatlah pula sebuah gerakan yang dinamakan “GETAR” kependekan dari Gerakan Tanam Anggur Indonesia. Gerakan tersebut dilaksanakan dengan skala nasional yang akan dimulai dari Kota Solo, dan sudah disampaikan kepada Walikota Surakarta Gibran. Semua kebutuhan serta kegiatan gerakan tersebut akan disediakan dan dikelola oleh Point Farm.
Saat ini sudah disiapkan bibit anggur untuk kegiatan sebanyak 5000 bibit. Dengan kegiatan bisnis yang sudah dilakukan saat ini, Willy memproyeksikan bahwa usahanya akan berkembang pesat di tahun depan. Tentunya konsultasi dengan mentor sangatlah penting sebagai kontrol kecepatan juga ketepatan dalam memutuskan suatu transaksi., sehingga seminim mungkin terjadi kesalahan.
Menurutnya kegiatan pelatihan leveling Balatkop merupakan suatu kegiatan penting bagi para wirausaha untuk menjalankan dan mengembangkan bisnis. Dengan pendampingan dan inkubasi, akan membuat para wirausaha dapat mengembangkan usahanya dengan baik dan berkembang.
Untuk itu Willy mengucapkan banyak terimakasih kepada Balatkop, Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah, Gubernur Jawa Tengah yang telah membuat pelatihan yang luar biasa. Terkhusus BHMTC dan Mas Bio Hadikesuma yang telah mentrasfer ilmu bisnisnya.
(SA/Sochib)