JEPARA | GISTARA. COM – Jamaah Pesulukan Thoriqot Agung (PETA) Tulungagung yang ada di Kabupaten Jepara menjelang malam tahun baru 2024 mengadakan dzikir dan doa. Kegiatan tersebut di laksanakan di Basecamp Griya Syadzarnus Pecangaan, Jepara, Minggu 31 Desember 2023.
Kegiatan dzikir dan doa bersama menjelang tahun baru 2024 di hadiri jamaah Titik Pecangaan, Kalinyamatan, Ngabul, Raguklampitan, Tahunan, Kedung, Mantingan, Wonorejo dan Karanggondang.
Dzikir dan doa bersama dimulai dengan sholat Isyak berjamaah, kemudian membaca Irhamnyy Robby dan dzikir yang dipimpin Kyai Haji Zainal Mubarok Hafidin dan kyai Nor Aflah alhafid pembina dan pengasuh pondok Pesantren Tahfidz Tuli Irhamnyy Robby.
BACA JUGA : 75 Pohon di Pantai Bandengan Tumbang, Cek Kondisinya
Sedangkan penutup doa ahir tahun dan menjelang awal tahun dipimpin langsung oleh Gus Sabiq Wafiyuddin pengasuh pondok pesantren Darussadah Bugel Kedung Jepara.
Koordinator basecamp griya sadzarnus Kyai Badarudin Latif mengatakan tujuan kegiatan dzikir dan doa adalah memperingati hari ulang tahun basecame Griya Sadzarnus yang ke 12.

Jamaah PETA Jepara melakukan doa bersama
Kegiatan Dzikir dan doa ini bentuk rasa syukur kepada Allah SWT bahwa jamaah PETA Tulungagung yang ada di Jepara tanggal 1 Januari telah mempunyai tempat berdzikir.
Adapun basecamp griya sadzarnus adalah wakaf tanah dan rumah dari H Arif bin Busyairi Kalinyamatan. Sejarahnya dapat wakaf tanah dan rumah, salah satunya adalah peran pak Muhlisin yang melakukan pendekatan dan mengajak H Arif sowan kepada Kyai Haji Zaenal Mubarok Hafidin, ahirnya dengan ihlas mewakafkan tanah dan rumah yang ada di Rengging untuk dijadikan basecame tempat berdzikir.
BACA JUGA : Manusia dan Waktu
Setelah tanah dan rumah diwakafkan ke PETA maka selanjutnya jamaah digerakkan untuk dzikir selama 41 hari dan membersihkan yang kebetulan awalnya semak belukar dan lokasi yang jarang terjamah (wingit).
Pertemuan jamaah PETA Tulungagung yang ada di Jepara dikumpulkan mulai tahun 2009 oleh Kyai Haji Zaenal Mubarok Hafidin, yang ditunjuk jadi Imam Khususiyah kyai Nur Aflah, ketua Titik Kyai Ali Ridho kemudian tahun 2015 dilanjutkan H Tamami.
“Basecamp griya sadzarnus yang sekarang sudah bagus bukan tiba-tiba, tapi prosesnya perjuangan banyak orang, maka perlu disyukuri dan dimanfaatkan untuk dzikir” tambah kyai Badarudin latif.
(KS/KA)