JEPARA | GISTARA.COM – Dalam rangka memperkuat spiritualitas civitas akademika, Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Inovasi Unisnu Jepara melalui Pusat Studi Aswaja An-Nahdliyah (PSAA) Unisnu Jepara bersinergi dengan Mahasiswa Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyyah (MATAN) mengadakan peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad S.A.W dan baiat Tarekat Syadziliyah.
Kegiatan tersebut diselenggarakan di Masjid Ar-Robbaniyyin Unisnu Jepara, yang dihadiri oleh Rektor, pejabat struktural, dosen, mahasiswa, dan masyarakat umum (2/2/24).
Rektor Unisnu Jepara, Dr. H. Sa’dullah Assa’idi, M.Ag., dengan antusias menyambut agenda ini. Dalam sambutannya, Rektor menekankan pentingnya zikir sebagai upaya untuk memperkuat dimensi rohaniah.
BACA JUGA: Lakukan Edukasi Politik, PSAA Unisnu Jepara Gandeng Penyelenggara Pemilu dan Organisasi Masyarakat Sipil
“Beragama tidak hanya tentang fisik, tetapi juga merawat dimensi rohani dengan menjaga hawa nafsu. Salah satu caranya adalah dengan menjaga kesinambungan zikir. Mari manfaatkan kesempatan ini untuk meningkatkan tingkat keimanan kita,” ujarnya kepada seluruh peserta.
Sebelum prosesi baiat, Mursyid Tarekat Syadziliyah, KH.Baha Jogo Sampurno Muhaiminan dari Pondok Pesantren Kyai Parak Bambu Runcing, Parakan, Temanggung memberikan tausiyah singkat mengenai makna peringatan Isra Mi’raj dan hikmah bertarekat.
BACA JUGA: Pemilu, Orak Usah Eyel-Eyelan
“Peristiwa Isra Mi’raj adalah bukti kekuasaan Allah yang tidak dapat diukur dengan logika manusia. Perjalanan dari Masjid al-Haram Makkah sampai Sidratul Muntaha hanya ditempuh dalam semalam,” katanya.
Lebih lanjut KH.Baha menyampaikan, bahwa dalam bezikir harus dilakukan secara terus menerus, dan harus mempunyai guru yang membimbing,
“Zikir sebaiknya dilakukan dengan konsistensi. Melakukan zikir di bawah bimbingan guru lebih utama. Mbah Muhaiminan pernah menyatakan bahwa melakukan zikir tiga kali di bawah bimbingan guru lebih bernilai dibandingkan dengan tujuh puluh ribu zikir tanpa bimbingan guru,” tambahnya.
(AS/KA)