Oleh: Puan Malaka Hilma
Kpopers itu nggak sama oppa hunter. Oppa hunter” rata-rata” itu berawal dari kpopers yang halunya gak ketolong. Sedangkan kpopers nggak mesti oppa hunter, intinya oppa hunter itu orang yang gila korea sampai dia mau sama siapapun yang penting cowok korea.
Kpopers itu cuma orang yang suka, kagum , ngefens , dan ngehalu sewajarnya. Jadi kpopers dan oppa hunter itu dua hal yang berbeda namun sering di samakan.
Ngefens boleh, tapi sambil memperbaiki dan naikin level diri sendiri. maksudnya begini, aku suka Park Jimin BTS, masak dia yang seglowing dan semulus itu mau sama cewek standar kayak aku?, nah dengan ini aku terdorong untuk diet biar langsing, olahraga biar sehat , skincarean biar cantik dan lain sebagainya.
Orang luar, bule, oppa-oppa korea kalau ke Indonesia ngomong ” I love Indonesia ” that a bullshit, itu bohong, ya! Secara aku sendiri aja yang lahir dan tinggal di sini, kalo di suruh milih kuliah dan tinggal di Indonesia atau negara negara eropa, aku bakal milih ke Inggris, Netherland , America , dan negara negara lainya ketimbang negaraku sendiri, because aku berani untuk keluar dari zona nyamanku.
Apakah mungkin mereka (para turis) kurang dari 3 tahun tinggal di Indonesia udah bener bener cinta?, atau cuman gimmic?, I dont know. Intinya bagiku, cinta negara sama nyaman itu beda, kalau nyaman itu gampang, kita tinggal lakuin yang kita suka, kita tenang, kita damai , and finally kita nyaman.
Kalau cinta negara itu nggak sesimpel itu, kita harus memahami betul makna, hukum, wilayah, warga warganya, perjuangannya, budayanya, mitosnya, dan kita harus nyaman dan suka dengan hal hal tersebut. Setelah itu kita tetap belum pasti cinta pada negara itu.
Menurutku, selama aku belum bisa mengharumkan nama negara, dengan hal kecil maupun besar , berarti kata cinta negara sebatas bullshit dan belum bisa di buktikan.
Tingkat rasisme di korea itu tinggi ” katanya , tapi itu masuk akal, karena di korea yang tinggal di sana ya orang orang korea, beda dengan Indonesia yang kemasukan Cina, India , America , dan lain sebagainya. Jadi kita di Indonesia sudah di bekali dengan ilmu toleransi dan saling menghargai karena Indonesia, Agama, Budaya , bahasanya beda beda semua nggak kayak korea.
BACA JUGA: Tanamkan Nilai-Nilai Toleransi, Ajak Mahasiswa Cegah Radikal Terorisme
Ini nih yang paling penting , “jangan kemakan film”, faktanya film America biasanya bergenre pahlawan padahal nyatanya di America banyak kasus kejahatan, begitupun dengan korea , drakor identik dengan romasa atau romantis, padahal nyatanya korea banyak sekali kasus perceraian, intinya film its not real, korea nggak seindah itu.
Jadi idol nggak seasik itu, karena nyatanya banyak idol yang bunuh diri karena stres, banyak artis korea yang kena skandal, dan masih banyak penderitaan penderitaan yang tertutup dengan kata kata keindahan dan kesenangan negara mereka.
Nah finally jadi pesannya, suka boleh, ngefens boleh, tapi obsesi nggak boleh, jangan lupa ningkatin literasi, biar bisa bedain yang bener dan nggak, punya mimpi setinggi tingginya harus, tapi alangkah lebih baiknya bila mimpi kita terwujud, maka negara juga kecipratan baiknya.
Aslinya negara kita itu bagus loh, keren, kaya, adem, sempurna deh pokoknya, tapi itukan tempatnya belum bangsanya, maka dari itu kita harus kompak sekompak-kompaknya agar negara ini sempurna, negaranya dan bangsanya berkualitas.
Aku punya impian loh, yang kalau impianku tercapai indonesia juga mesti bangga.Jadi aku pengen kuliah di Oxford University dengan cara beasiswa, terus aku lulus sampe S3, habis itu aku jadi penulis, pelukis, dan motivator yang terkenal sampai luar negeri, dengan begitu bangsa lain selain indonesia akan mengubah persepsi mereka. yang awalnya ” Indonesia tuh orang nya bego semua, SDMnya rendah , nggak bisa literasi ” dan lain sebagainya, menjadi kok bisa ya negara berkembang kayak Indonesia punya rakyat sepinter dia, apa emang aslinya orang Indonesia pinter pinter ya cuma nggak keliatan aja?, dan ribuan pujian lainya …. Aminin aja deh
Puan Malaka Hilma, Siswa kelas IX MTs Matholi’ul Ulum Banjaragung