JEPARA | GISTARA.COM – Pengurus Cabang (PC) Ikatan Alumni (IKA) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Jepara kupas ekonomi dan industri lima tahun ke depan.
Pasalnya, ekonomi dan industri di Kabupaten Jepara mengalami pasang surut. Sehingga Pemerintah Kabupaten (Pemkab) disoal ihwal keseriusannya dalam membangun Kota Ukir.
“Keseriusan ini sangat penting karena menentukan kesejahteraan masyarakat di masa yang akan datang,” papar Ketua PC IKA PMII Kabupaten Jepara, Kusdiyanto, Rabu (15/8/2024).
Pada selapanan bertemakan ‘Outlook Jepara 5 Tahun ke Depan’ itu, Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Jepara, Zaenuri Toha turut menyorot terkait dunia industri.
BACA JUGA: PC IKA PMII Jepara Gelar Seminar Nasional, Wujudkan Bangsa yang Demokratis dan Humanis
Menurutnya, dunia industri memiliki serangkaian dampak negatif, seperti anak putus sekolah karena memilih bekerja, limbah pabrik mengotori lingkungan, bahkan meningkatnya angka perceraian.
Oleh karena itu, ia mengingatkan kepada Pemkab Jepara supaya bekerja sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan RPJMD (menengah).
“Di tahun 2005/2007, RPJPD telah terbentuk dan di tahun 2025 masyarakat akan menikmati hasilnya. Tapi Pemkab mesti cerdas menanggapi dampak negatif dari pembangunan industri,” terang Zaenuri.
“Inti dari struktur ekonomi Jepara ya, industri, pertanian dan perdagangan. Semoga Pemkab dapat memanfaatkannya dengan baik potensi-potensi itu,” imbuhnya.
BACA JUGA: Wujud Apresiasi, PW IKA PMII Jateng Beri Award Tujuh Tokoh Berperan Penting
Sementara itu, Muhammad Taqiyyuddin dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) mengatakan, selama ini Pemkab telah melangsungkan program secara efektif.
Hal tersebut, ditunjukkan dari data Badan Pusat Statistika (BPS) Jawa Tengah (Jateng) tahun 2022 dan 2023, bahwa ekonomi Jepara mengalami peningkatan di angka 5,17 persen dari yang sebelumnya 4,98 persen.
Adapun untuk tingkat pengangguran di Kabupaten Jepara, lanjut dia, juga berhasil ditekan dari 4,10 persen menjadi 3,35 persen. Kemudian ihwal penurunan angka kemiskinan dari 6,88 persen menjadi 6,61 persen.
“Capaian indikator kinerja makro Kabupaten Jepara mencatatkan statistik yang positif,” tutur Taqiyyudin.
Selain Zainuri Toha dan Muhammad Taqiyyudin, narasumber lain yang hadir yaitu Maskur Aulia pengusaha mebel dan Achmad Mahalli Ketua Pergunu Jepara.(Ka/Okom)