Rois Syuriah PWNU Jawa Tengah KH. Ubaidullah Shodaqoh memberikan pengarahan
KUDUS | GISTARA. COM – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah melalui Lembaga Bahtsul Masa’il (LBM) menggelar kegiatan Bahtsul Masa’il sebagai wahana musyawarah para kiai dan pakar dalam memberikan solusi terbaik bagi ummat tentang hukum-hukum keagamaan dan kemasyarakatan.
Kegiatan Bahtsul Masa’il ini dilaksanakan bersamaan dengan rangkaian Haul KHR. Asnawi Kudus dan dilaksanakan sehari penuh mulai jam 07.00 pagi sampai 17.00 sore yang bertempat di Pondok Pesantren Al-Asnawiyyah, Bendan, Kudus, Senin (23/12/2024).
Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 300 peserta yang terdiri dari perwakilan LBM PBNU, jajaran Syuriah dan Tanfidziyah PWNU Jawa Tengah, LBM PWNU Jawa Tengah, delegasi dari PCNU, LBM PCNU se-Jawa Tengah, delegasi dari Ma’had Aly dan Pesantren, serta narasumber dan tamu undangan lain.
BACA JUGA: Dosen UNISNU Jepara Laksanakan Pendampingan Green Economy di Desa Sumanding
Kegiatan Bahtsul Masa’il ini terbagi dalam tiga komisi, yaitu komisi waqi’iyyah yang membahas mengenai zakat uang dan wakaf hak kekayaan intelektual. Kemudian komisi Muadlu’iyyah yang membahas tentang talfiq dan warisan budaya kuno, serta komisi qonuniyyah yang membahas mengenai beberapa kebijakan pemerintah dan rekomendasi.
Dalam sambutan pengarahannya, Rois Syuriah PWNU Jawa Tengah KH. Ubaidullah Shodaqoh atau yang akrab disapa Mbah Ubaid menyampaikan, bahwa pondok pesantren yang ditempati kegiatan Bahtsul Masa’il ini adalah peninggalan dari KHR. Asnawi Kudus, seorang pendiri dan penggerak Nahdlatul Ulama, sehingga dari napak tilas semacam inilah NU harus menemukan gairah gerakan, “dari sinilah NU harus digerakkan”, ungkapnya.
Mbah Ubaid juga memberikan pesan bahwa jalannya NU harus dituntun dengan ilmu, khususnya ilmu fikih, pembahasan fikih juga harus selalu kontekstual, karena teks itu terbatas, sementara fenomena itu tidak terbatas, “an-nash mahdudah,wal waqi’ ghoiru mahdudah”, sehingga dalam konteks ini LBM mengajak kita semua untuk bersama-sama melakukan kajian dan musyawarah dalam mencari dan memberi solusi yang terbaik untuk umat, dan kepada para notulen agar mencatat secara rinci seluruh perspektif pendapat dan perdebatan (wujuhul munadzarah)yang disampaikan oleh para kiai agar data rumusan tercatat lengkap.
Pesan-pesan dan Dhawuh Mbah Ubaid inilah yang kemudian secara serius dan teratur langsung ditindaklanjuti dan dilaksanakan oleh seluruh yang hadir. Bahkan Mbah Ubaid serta jajaran Syuriah yang lain, juga Gus Rozin dan jajaran pengurus Tanfidziyah PWNU Jawa Tengah lainnya turut serta menunggui dan memberikan arahan-arahan dalam ruang komisi-komisi dengan pembahasannya masing-masing.
Kegiatan Bahtsul Masa’il ini digawangi oleh Lembaga Bahtsul Masa’il PWNU Jawa Tengah dan difasilitasi oleh PWNU Jawa Tengah serta pondok pesantren Al-Asnawiyyah Kudus.
Ketua LBM PWNU Jawa Tengah KH. Muhammad Faeshol menjelaskan bahwa kegiatan Bahtsul Masa’il ini merupakan aktualisasi dari program kerja LBM PWNU Jawa Tengah dan kegiatan ini merupakan yang pertama dilaksanakan pada periode kepengurusan ini.
BACA JUGA: Hadapi Musim Baratan, 10 Ton Beras Disalurkan untuk Warga Karimunjawa
Gus Faeshol, juga menjelaskan bahwa persiapan kegiatan Bahtsul Masa’il ini sudah sangat matang, bahkan hari Ahad sore sampai Senin dini hari, seluruh pengurus LBM PWNU Jawa Tengah berkumpul dan bermusyawarah merumuskan materi “bahts” di pondok pesantren Al-Mainuniyah Kudus yang diasuh oleh KH. Ahmad Naf’an salah seorang pengurus LBM PWNU Jawa Tengah.
Gus Faeshol juga menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada PWNU Jawa Tengah serta pondok pesantren Al-Asnawiyyah Kudus yang memfasilitasi kegiatan Bahtsul Masa’il ini.
Pondok pesantren Al-Asnawiyyah pun turut gembira diadakannya kegiatan Bahtsul Masa’il PWNU Jawa Tengah ini di pesantren tersebut, di samping karena kegiatan Bahtsul Masa’il memang sudah mentradisi dalam rangkaian kegiatan Haul Mbah Asnawi, diharapakan kegiatan semacam ini dapat rutin dilaksanakan di pesantren tersebut, bahkan semoga pesantren ini kapan-kapan dapat dipilih menjadi tempat konferensi Wilayah Nahdlatul Ulama, canda KH. Hafidz Asnawi, pengasuh pesantren.
Senin sore, pukul 16.30 WIB kegiatan Bahtsul Masa’il PWNU Jawa Tengah ini ditutup dengan sambutan pengarahan dari Rois Syuriah PWNU Jawa Tengah, doa, pembagian buku kumpulan hasil Bahtsul Masa’il serta bermushafahah (bersalam-salaman). (KA/AW)