JEPARA | GISTARA.COM – Tradisi budaya Jembul Tulakan kembali digelar secara meriah di Desa Tulakan, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara, pada Senin Pahing (14/7/2025), bulan Apit dalam kalender Jawa. Ribuan warga tumpah ruah memadati sepanjang jalur arak-arakan, menunjukkan antusiasme tinggi terhadap pelestarian budaya ini.
Bupati Jepara, H. Witiarso Utomo, didampingi Wakil Bupati M. Ibnu Hajar, Pj Sekda Ary Bachtiar, serta sejumlah pejabat lainnya, turut hadir menyaksikan tradisi tahunan tersebut.
Bupati menyampaikan apresiasinya atas semangat warga dalam menjaga warisan leluhur. “Hari ini ada tradisi Jembul Tulakan yang rutin digelar setiap tahun. Alhamdulillah berjalan lancar dan penuh semangat dari masyarakat. Semoga ini membawa berkah bagi Desa Tulakan,” ujar Bupati.
BACA JUGA: Hadiri Tasyakuran HUT ke-26 PP Polri, Kapolres Jepara : Perkokoh Semangat Pengabdian dan Jiwa Juang
Ia juga berharap agar tradisi ini tak hanya menjadi agenda budaya lokal, tetapi bisa dikembangkan sebagai event tahunan yang menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.
Petinggi Desa Tulakan, Budi Sutrisno, menjelaskan bahwa Jembul Tulakan memiliki akar sejarah dan spiritual yang kuat. Tradisi ini terinspirasi dari kisah Ratu Kalinyamat yang bertapa di Gunung Donorojo dalam pencarian suaminya, Sultan Hadlirin, yang hilang.

Bupati Jepara Didampingi Wakil Bupati Jepara Turut Hadir Menyaksikan Tradisi Budaya Jembul Tulakan
“Ratu Kalinyamat bersumpah: ‘Ora ingsun topo, budar ingsun sadurunge keset jambule Aryo Penangsang.’ Dari kata jambul itulah muncul istilah Jembul, yang kemudian dikemas dalam tradisi sedekah bumi sebagai wujud syukur kepada Allah SWT,” jelasnya.
Prosesi Jembul dibagi menjadi dua: Jembul Lanang, berisi hasil bumi, dan Jembul Wedok, berisi aneka lauk pauk. Keduanya diarak dalam ancak yang dihias indah menggunakan irisan bambu, kain warna-warni, serta ornamen khas lokal, mencerminkan kearifan budaya Tulakan.
Tradisi ini juga dimeriahkan oleh parade budaya yang menampilkan empat tokoh punggawa legendaris: Said Usman, Suto Mangun Joyo, Mbah Leseh, dan pasukan prajurit. Mereka mewakili wilayah-wilayah dukuh seperti Kerajan, Kamituwo, Winong, Ngemplak, dan Drojo.
Dengan nilai spiritual, sejarah, dan kearifan lokal yang kuat, Jembul Tulakan menjadi kekayaan budaya yang layak dikembangkan sebagai daya tarik wisata budaya khas Jepara. (AD)