Khoirul Muslimin bersama mahasiswa penerima BCB
JEPARA | GISTARA. COM – Mahasiswa penerima Beasiswa Cendekia Baznas (BCB ) Angkatan 2024 dan 2025 di Universitas Islam Nahdlatul Ulama (Unisnu) Jepara mengikuti pembinaan rutin bertema “Pewara Cemerlang, Membangun Karisma Lewat Public Speaking” di lantai 5 Gedung Fakultas Komunikasi dan Desain Unisnu Jepara, pada Kamis (20/11/2025).
Dalam kegiatan ini, para mahasiswa mendapatkan materi mengenai teknik menjadi pembawa acara (Pewara) yang baik dan profesional. Selain pemberian teori, peserta juga diajak untuk mempraktikkan secara langsung kemampuan dasar seorang pewara, mulai dari intonasi, sikap tubuh, hingga penyusunan kalimat yang komunikatif.
Khoirul Muslimin, Mentor BCB dan juga Wakil Dekan Fakultas Komunikasi dan Desain Unisnu Jepara menekankan bahwa public speaking merupakan keterampilan penting yang harus terus dilatih oleh mahasiswa.
BACA JUGA: Dukung Ketahanan Pangan dan Peningkatan Ekonomi, Jepara Utara Diproyeksikan Jadi Kawasan Agrowisata
Menurutnya, menjadi MC bukan hanya membaca teks acara, tetapi membutuhkan kesiapan mental, ketepatan diksi, serta keluwesan dalam mengelola suasana.
“Public speaking itu perlu latihan terus. Seorang pewara tidak boleh membaca urutan acara secara kaku, agar bisa menyesuaikan jika ada tambahan atau perubahan mendadak,” pesannya.
Selain itu, Khoirul Muslimin juga memberikan arahan mengenai etika pembawa acara, termasuk cara menyebutkan nama tamu undangan dengan tepat, aturan tata penghormatan berdasarkan urutan jabatan, serta penyampaian sambutan yang runtut dan sopan.
Ia menekankan pentingnya menghindari frasa seperti “menginjak acara berikutnya” dan menggantinya dengan diksi yang lebih formal.
Dalam sesi praktik, Khoirul Muslimin membimbing peserta untuk tampil satu per satu sebagai MC. Setiap mahasiswa memperoleh evaluasi langsung terkait intonasi, pilihan kata, hingga teknik transisi antar sesi acara.
BACA JUGA: Cegah Abrasi, 11 Pesisir Pantai di Jepara Diproyeksikan Dibangun Seawall dan Jetty
Kegiatan ini memberikan pengalaman nyata bagi mahasiswa dalam memahami alur acara dan membawakan acara tanpa bergantung penuh pada teks.
“Seorang MC harus mampu memahami susunan acara, menyebutkan nama-nama tamu dengan benar, serta menjaga alur acara tetap kondusif,” ujarnya.
Kegiatan pembinaan ini tidak hanya menekankan teori, tetapi juga mengutamakan praktik langsung sebagai sarana memperkuat keterampilan pewara.
Mahasiswa didorong untuk terus mengasah kemampuan public speaking demi meningkatkan profesionalisme dalam berbagai kesempatan akademik maupun organisasi.
Dalam penutupan, Khoirul Muslimin kembali mendorong mahasiswa untuk terus berlatih. “Kemampuan berbicara di depan umum akan menjadi bekal penting di masa depan. Teruslah belajar dan jangan takut tampil,” tutupnya (KA)