
ILUSTRASI – Pertemuan – Sketsa Pasaraya Blok M Jakarta
Oleh : Vio
SEORANG gadis baru saja turun dari bus. Itu pertama kalinya ia menginjakkan kakinya di Jakarta. Gadis itu datang untuk memberikan kejutan ulang tahun sahabatnya.
“Panas sekali kota ini, padahal kata bunda kemarin habis turun hujan,” keluh gadis itu, sambil mengusap keringat di pelipisnya dengan tangan kirinya. Sedangkan tangan kanannya menenteng tas berukuran sedang. Ia berjalan ke arah halte mencari taxi.
“Assalamualaikum Mas,” salam seorang pria setelah panggilan itu terhubung. Ia menggunakan earphone karena sedang menyetir mobil BMW hitam kesayangannya.
“Wa’alaikum salam Bang , gimana Abang udah sampai di Indonesia?” tanya pria itu yang tak lain adalah adiknya.
“Iya, ini Abang lagi nyetir,” jawab Aryaan singkat. Matanya memperhatikan jalanan ibukota yang lenggang. Tak seperti biasanya ramai dan macet.
“Ya Allah, kenapa gak naik taxi aja sih Bang? Atau suruh salah satu staf Abang untuk jemput kan bisa? Emang Abang gak capek?, perjalanan dari Belanda ke Indonesia itu jauh loh Bang. Ini dari bandara malah Abang nyetir sendiri.”
Mendengar rentetan pertanyaan dari adik pertamanya, membuat Aryaan terkekeh pelan. “Lebay kamu ,Yo.”
“Ihhh,kok malah di bilang lebay sih Bang? Satrio itu khawatir sama Abang.” ia sebenarnya kesal dengan kakaknya ini, karena gak bisa jaga kesehatannya sendiri, harus selalu di ingetin.
“Abang tau, kamu khawatir. Tapi Abang baik baik saja. Ya, memang Abang capek. Karna habis wisuda langsung terbang ke Indonesia. Sudah selesai belum?” tanya Aryaan mencoba mengalihkan perhatian adiknya itu
“Abang kebiasaan banget deh,ngalihin pembicaraan. Alhamdulillah, udah selesai semua, tinggal menunggu Abang pulang,” nada kesal dari sang kakak. Yang selalu bisa mengalihkan pembicaraan, tapi ia tetap menjawab pertanyaan Aryaan..
“Oh iya Yo,Panji ikut Bunda dan Ayah kan?, kalau gak ikut, bisa bisa rencana kita gagal nanti.” tanya Aryaan khawatir karena ia tau adik bungsunya itu tidak bisa menjaga rahasia.
“Iya Bang,beres pokoknya.Abang langsung pulang kan?”
“Abang harus ke kantor dulu, udah lama Abang gak mengontrol kantor yang ada di Jakarta.”
“Hmm…, ya udah Abang hati hati,awas aja nanti nabrak .”
“Amit amit, jangan sampai. ya sudah Abang tutup dulu. Assalamualaikum.”
“Wa’alaikum salam”
Setelah mendengar jawaban salam dari sang adik, Aryaan melanjutkan perjalanannya. Di tengah perjalanan ia merasa mengantuk”kok tiba-tiba ngantuk gini ya?” Gumamnya setelah ia menguap. Aryaan menutup matanya untuk beberapa detik, namun saat ia membuka mata,ia melihat seorang perempuan sedang menyeberang beberapa meter dari mobilnya, dengan segera Aryaan menginjak rem.
Ciiittt…….
BACA JUGA: Pertemuan 2 (Dia Lagi)
Terdengar suara decitan yang di timbulkan dari gesekan ban dan aspal. Ia menghela nafas lega, saat melihat perempuan itu baik baik saja. Walaupun terlihat sekali bahwa perempuan itu terkejut dengan menjatuhkan salah satu tas yang di pegangnnya dan satu tangannya memegang dadanya dengan mulut komat Kamit seperti mengucapkan sesuatu.
“Astaghfirullah ya Allah, Alhamdulillah Engkau masih menyelamatkan hamba”Aryaan mengucap syukur sambil mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.ia turun dari mobil untuk menghampiri perempuan berhijab biru itu, Aryaan mendengar jelas perempuan itu terus merafalkan istighfar sambil menunduk dan memegang dadanya.
“Sorry, are you fine?” tanya Aryaan khawatir.
“It’s okay,no problem,i’am fine,” jawab perempuan itu sambil menunduk.
“Kamu beneran baik baik saja kan?, kalau ada yang terluka. Mari saya antar ke rumah sakit!”
“Saya baik baik saja, sungguh .” Ia mendongak ,untuk beberapa detik pandangan mereka bertemu.
“Masyaallah .”seru Aryaan ketika melihat wajah gadis itu. Buru buru ia mengalihkan tatapannya dan membantu gadis itu untuk mengambil tasnya yang jatuh. Sambil membaca istighfar dalam hati.
“Ini tasnya.” Aryaan dengan ragu memberikan tas itu. Karena ia takut bersentuhan dengan seseorang yang bukan mahramnya.
Yanti yang melihat itupun mengerti dan segera mengambil tasnya dari tangan laki laki itu seraya mengucapkan terima kasih.
“Sekali lagi saya minta maaf atas kecerobohan saya dalam mengendara,” ucap Aryaan tulus.
“Iya,gak papa. Kalau gitu saya permisi dulu ya. Assalamualaikum,” pamitnya seraya tersenyum simpul.
“Wa’alaikum salam.” Jawab Aryaan sambil menatap punggung gadis tersebut yang perlahan hilang dari pandangannya.
” Astaghfirullah, apa yang kamu lakukan itu dosa. Aryaan. Serunya setelah sadar atas apa yang ia lakukan. Kemudian Aryaan berjalan menuju mobil guna melanjutkan perjalanannya yang sempat tertunda.