
BAZAR – Tekan Laju Inflasi, nampak karyawan PT USG berbelanja bahan pangan di bazar pangan murah yang digelar di lingkungan perusahaan tersebut, Senin (10/10/2022). (Foto: Arief/Gistara)
UNGARAN | GISTARA.com – Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) beberapa waktu lalu berpengaruh terhadap daya beli dan laju inflasi di Kabupaten Semarang. Sebab kenaikan harga BBM itu diikuti oleh naiknya beberapa tarif jasa dan komoditas produk pertanian.
Menyikapi hal itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang bekerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah tekan laju inflasi dengan merespon gelar bazar pangan murah di PT Ungaran Sari Garments (USG), Senin (10/10/2022).
Puluhan stand berisi aneka macam komoditas dan hasil pertanian seperti telur, cabai, bawang, beras, minyak goreng dan sebagainya siap dijual dengan harga produsen. Karyawan perusahaan yang bergerak di bidang apparel tersebut bisa mendapatkannya dengan harga miring. Misalnya telur ayam dijual seharga Rp 20 ribu per pack, cabai merah Rp 40 ribu per kilogram, minyak goreng Rp 12.600 per liter, tepung terigu Rp 10 ribu per kilogram dan gula pasir Rp 12.500 per kilogram.
“Produk kami beli dengan harga standar produsen, lalu dijual kembali dengan harga yang sama,” ujar Bupati Semarang Ngesti Nugraha di sela-sela peninjauan bazar pangan murah.
BACA JUGA: Disapu Puting Beliung, Fasum di Desa Banyubiru Kabupaten Semarang Porak Poranda
Hal itu dimaksudkan untuk kembali mendongkrak daya beli masyarakat terutama karyawan perusahaan karena bisa mendapatkan barang dengan harga yang relatif murah. Selain itu, untuk menekan laju inflasi akibat kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu.
“Jadi kami berikan subsidi ongkos distribusinya, sehingga harganya relatif lebih murah. Harapan kami daya beli masyarakat bisa kembali meningkat,” ungkapnya.
Orang nomor satu di Kabupaten Semarang itu berharap program ini bisa berkesinambungan hingga merambah ke desa-desa.
“Nanti bulan November atau Desember kita adakan kembali dengan dana Belanja Tak Terduga (BTT) supaya bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” sambungnya.
Sementara Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah Dyah Lukisari menjelaskan bazar pangan murah ini bertujuan agar produk yang dijual dari produsen tidak melebihi standar harga yang ditetapkan pemerintah.
“Jadi betul apa yang disampaikan Pak Bupati, kita pangkas ongkos transportasinya. Misal telur ayam dan cabai per kilogramnya kita subsidi Rp 1.500, bawang Rp 500 dan sebagainya,” urainya.
Ditambahkan oleh Dyah, pihaknya menyarankan program ini setidaknya bisa dilaksanakan sebanyak tiga kali dalam satu bulan. Terutama bagi lingkungan perusahaan dengan jumlah karyawan yang besar.
“Hari ini di tiga titik secara serentak yakni PT USG Ungaran, Congol, dan Pringapus. Program ini sekaligus merespon permintaan federasi serikat pekerja kepada Bapak Gubernur Jateng beberapa waktu lalu terkait realisasi perhatian kepada kaum pekerja pasca kenaikan harga BBM,” tukasnya. (Arief/Gistara)