UNGARAN | GISTARA.com – Hujan deras disertai angin kencang yang melanda sebagian besar wilayah Kabupaten Semarang pada Sabtu (8/10/2022) malam mengakibatkan sejumlah bangunan dan fasilitas umum (fasum) rusak ringan hingga berat.
Salah satu wilayah yang terdampak adalah Desa Banyubiru, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. Sedikitnya empat bangunan rusak dan satu fasum berupa makam desa terdampak bencana hidrometeorologi tersebut.
Kepala Desa Banyubiru Sri Anggoro Siswaji saat dikonfirmasi membenarkan kejadian itu. Bencana angin puting beliung berawal saat hujan deras mengguyur wilayahnya sejak Sabtu petang.
“Intensitas hujan sangat deras waktu itu. Lalu disusul angin kencang disertai petir,” ujarnya melalui sambungan telepon, Senin (10/10/2022).
Akibat peristiwa itu, sejumlah bangunan terdampak. Di antaranya atap bangunan sekolah RA Masithoh di Dusun Cerbonan rusak parah sehingga barang-barang yang ada di dalam kelas basah dan sebagian rusak. Kemudian warung yang berlokasi di Jalan Banyubiru Raya juga porak poranda tersapu angin.
“Ada juga makam salah seorang warga di TPU Rowopari yang ‘amblong’ akibat hujan deras. Kemudian dua unit rumah milik warga di Dusun Tegalwuni dan Cerbonan juga rusak tertimpa pohon tumbang,” terangnya.
BACA JUGA: Lima Hari Operasi Zebra Candi 2022 Polres Semarang, 756 Pelanggar Terbidik Kamera ETLE
Atas kejadian tersebut, pihak Pemerintah Desa Banyubiru segera berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang untuk melakukan upaya penanganan. Dibantu warga dan relawan, upaya pembersihan material dan perbaikan dilakukan pada keesokan harinya.
“Alhamdulillah sudah tertangani, atap sekolah yang rusak sudah diganti dengan galvalum,” imbuhnya.
Tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut. Sedangkan untuk kerugian material hingga saat ini masih dilakukan penghitungan.
Sementara Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Semarang Riyadi dalam laporannya menyampaikan sejumlah bencana hidrometeorologi terjadi di beberapa wilayah. Bencana itu meliputi tanah longsor, angin puting beliung, dan sambaran petir.
Angin kencang mengakibatkan banyak pohon tumbang dan menimpa rumah warga. Seperti di daerah Banyubiru, Gedanganak Ungaran Timur, dan Sumowono. Sedangkan tanah longsor terjadi di talud jalan Desa Gemawang, Kecamatan Bergas. Talud jalan sepanjang 36 meter dengan ketinggian 2 meter itu ambles akibat hujan deras. Sambaran petir juga mengenai sebuah trafo milik PLN di kawasan Banyubiru, sehingga terbakar dan terjadi korsleting yang membuat aliran listrik terganggu.
Pihaknya telah mengirimkan surat kepada seluruh kantor kecamatan di Kabupaten Semarang terkait peringatan potensi bencana. Pihaknya meminta warga meningkatkan kewaspadaan dan memperhatikan kondisi lingkungan masing-masing termasuk membersihkan got-got dari sampah, sedimentasi yang bisa menghambat aliran air.
“Personel kami tetap siaga 24 jam, alatnya juga sudah siaga. Untuk sementara warga tidak diperbolehkan pinjam ekskavator dahulu, karena harus siaga dalam kondisi begini,” tandasnya. (Arief/Gistara)