UNGARAN | GISTARA.com – Sejumlah petani di Kabupaten Semarang mengaku khawatir menghadapi cuaca ekstrim seperti saat ini. Pasalnya, Cuaca ekstrim picu serangan hama tikus di masa peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan, banyak tikus keluar sarang dan merusak tanaman para petani.
Sumarjo (65), salah seorang petani Desa Sidomulyo, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang resah sawah garapannya terkena serangan hama tikus dan walang sangit menjelang awal musim hujan.
“Kalau hujan deras berpengaruh, karena air pasti naik. Tikus banyak keluar sarang dan menyerang tanaman,” ujarnya ditemui saat menggarap lahannya, Rabu (12/10/2022).
Kekhawatiran yang dirasakannya cukup beralasan sebab tikus merupakan binatang yang menghindari daerah genangan air. Sehingga mereka meninggalkan sarangnya dan berpotensi menyerang sawah saat musim hujan.
“Ini sudah masuk masa panen tapi ya berkurang (hasilnya). Rencana nanti masa tanamnya bareng-bareng, mungkin satu bulan lagi,” tuturnya.
Diakuinya, sampai saat ini ia belum menemukan cara yang efektif untuk memberantas hama tikus. Penggunaan predator alami berupa burung hantu juga belum terlalu dirasakan manfaatnya.
“Sementara ya pakai cara tradisional dengan gropyokan,” sambungnya.
BACA JUGA: Mulai Puluhan Juta Hingga Miliaran, Beragam Bonsai Dipamerkan di Kontes Bonsai Kabupaten Semarang 2022
Menurut keterangan Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang Wigati Sunu, di wilayah Kabupaten Semarang belum serentak melakukan penanaman padi pada masa peralihan musim kali ini, meski petani di sebagian wilayah kecamatan sudah ada yang mulai melakukan penanaman.
“Umumnya para petani masih khawatir akan serangan tikus di musim peralihan seperti saat ini, sehingga mereka memilih menunda tanam sambil menunggu cuaca mulai stabil,” ungkapnya.
Meski demikian diakuinya cuaca ekstrim di wilayah Kabupaten Semarang yang mengakibatkan terjadinya bencana tanah longsor dan angin ribut di beberapa lokasi, seperti di wilayah Kecamatan Bergas, Jambu, Banyubiru, dan Sumowono belum berdampak pada sejumlah lahan pertanian.
“Sampai hari ini belum ada informasi maupun konfirmasi terkait dampak bencana alam tersebut bagi sektor pertanian,” tandasnya. (Arief/Gistara)