UNGARAN | GISTARA.com – Pemantauan harga kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas) di sejumlah pasar tradisional terus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Bupati Semarang Ngesti Nugraha meminta kepada Tim Pemantau Inflasi Daerah (TPID), dari berbagai pasar tradisional besar yang ada di Kabupaten Semarang untuk melaporkan secara intensif terkait perkembangan harga kepokmas.
Dikatakan Ngesti, melalui strategi itu perkembangan harga kepokmas dari pasar tradisional akan terpantau setiap hari. Ia juga mengaku telah diminta menyampaikan laporan kepada Menteri Dalam Negeri maupun Menteri Perdagangan RI.
“Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan (Diskumperindag) saya minta juga menyampaikan laporan harian kondisi harga dari lapangan. Sehingga informasi terkait ketersediaan berikut harga bisa termonitor sebelum disampaikan ke pusat,” ujarnya saat ditemui di Ungaran, Kamis (8/12/2022).
BACA JUGA: Sah, Ini Besaran Angka UMK Kabupaten Semarang 2023
Selain langkah tersebut, monitoring langsung ke pasar- pasar tradisional juga akan dilakukan secara berkala, guna memastikan laporan harga berbagai komoditas pokok dengan kondisi riil di lapangan. Jika terpantau ada harga komoditas pokok mengalami kenaikan melebihi 5 persen, maka pihaknya akan segera turun tangan untuk melakukan langkah- langkah menstabilkan harga.”Jika kenaikan harga komoditas pokok tersebut masih dalam batas wajar, misalnya naik Rp 500 atau Rp 1.000 maka belum akan dikendalikan,” ungkapnya.
Dalam skala kecil, Ngesti menambahkan, upaya untuk menjaga daya beli masyarakat telah dilakukan Pemkab Semarang bersama Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah, dengan menyasar para pekerja pabrik melalui pasar murah karena mereka bisa mendapatkan barang dengan harga yang relatif murah.
“Kami berikan subsidi ongkos distribusinya, sehingga harganya relatif lebih murah. Harapan kami daya beli masyarakat bisa kembali meningkat,” tambahnya. (Arief/ Gistara)