JAKARTA | GISTARA.com – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama’ (PBNU) KH. Yahya Cholil Staquf berharap Pemilu serentak 2024 yang dilaksanakan pada 14 Februari 2024, dapat dilaksanakan secara rileks dan tidak pakai baper-baperan. Hal itu disampaikan Gus Yahya panggilan akrab KH.Yahya Cholil Staquf pada saat menerima kunjungan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI di kantor PBNU Jalan Kramat Raya Nomor 164 Jakarta Pusat pada (4/1/2023).
“kita berharap untuk ke depannya menjadi Pemilu yang rileks, Pemilu yang gak pakai baper-baperan istilah teman-teman KPU tadi ya, tidak pakai menghalalkan darahnya orang segala macam gitu ya, tapi Pemilu yang lebih rileks” ujar Gus Yahya.
Berkaca pada pelakasanaan Pemilu 2019, Pemilu diwarnai oleh politik identititas, isu-isu SARA, konten-konten hoaks, ujaran kebencian, dan olok-olok antar kubu pendukung pasangan calon sehingga mengakibatkan polarisasi di masyarakat, serta memicu disintegrasi bangsa, yang hal ini menjadi keprihatinan bersama seluruh elemen bangsa.
BACA JUGA: Perempuan Bangsa DPW PKB Jateng Siap Bantu Menangkan Pemilu 2024
Dalam pertemuan dengan KPU RI, Gus Yahya menjelaskan bahwa satu-satunya kepentingan Nahdlatul Ulama (NU) dalam politik Indonesia adalah keselamatan bangsa dan negara, hal ini sudah menjadi keputusan institusional resmi hasil muktamar yang harus diikuti oleh seluruh warga NU. Terkait dengan hal itu PBNU ingin melaksanakan strategi yang lebih nyata untuk memberikan sumbangan konstruktif di dalam dinamika politik yang lebih baik, untuk mewujudkan keadaan yang lebih baik dalam perpolitikan Indonesia. Salah satu cara untuk mewujudkan politik Indonesia yang baik adalah dengan cara mengupayakan terwujudnya suatu tradisi demokrasi yang lebih rasional dan berakhlak.
“untuk mencari jalan bagi masa depan yang lebih baik untuk semua orang, mudah-mudahan NU nanti bisa menyumbangkan sesuatu yang berarti dalam semua proses ini, khususnya di dalam membangun tradisi demokrasi yang lebih baik” tutur Gus Yahya
Dalam kunjungan KPU RI ke PBNU tersebut, hadir Ketua KPU RI Hasyim Asy’ari beserta anggota yang terdiri dari Muchammad Afifudin, August Mellaz, Yulianto Sudrajat, Betty Epsilon Idroos, serta pejabat KPU lainnya. Sedangkan Gus Yahya di damping oleh KH Amin Said Husni. (Sumber: TVNU)