Gistara berdiri atas kegelisahan kondisi media informasi saat ini.
Keterbukaan layanan digital mengakibatkan semua orang bisa membuat media sosial maupun kanal berita. Tak banyak modal untuk membikin semua itu.
Dampak positifnya, semua orang bisa mengeluarkan ide dan curhatan hati melalui keduanya. Dampak negatifnya, muncul berita hoax, menyerang personality, tak ada kode etik, dan bebas semaunya.
Semua orang memframing seenaknya. Tujuannya dapat like dan comment sebanyak-banyaknya. Karena berita negatif dan positif tak ada pengaruhnya. Akhirnya sensasilah yang keluar. Tujuannya adalah dapat cuan.
Gistara lahir untuk memberitakan hal positif. Bukan menyerang seseorang atau mencari sensasi. Itulah dasar media online ini didirikan.
Agar semakin berkah dan dapat kebaikan serta Ridho-Nya, Direktur Gistara Sochib ziarah ke dua lokasi pada Jumat malam (24/2/2023). Lokasi pertama ke makam Mantingan, makam Sultan Hadlirin dan Yai Ratu Kalinyamat dilanjut lokasi kedua ke makam Almagfurlah Syekh Mutamakkin Kajen Pati.
Lantaran ziarah kepada dua wali itu diharapkan Gistara bisa jadi besar seperti kekuatan sang ratu Kalinyamat. Tak pernah menyerah untuk berjuang.
Seperti Almukarom almaghfurlah Syekh Mutamakkin Kajen, Gistara diharapkan jadi media penebar kebaikan dan ilmu untuk masyarakat.
Berharap berkah dan ridho Alloh.
Ziarah ini sebelumnya telah dilakukan di awal berdirinya Gistara. Ke daerah Kabupaten Semarang dan Klaten. (*)