JEPARA | GISTARA.COM – Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Jepara, AKBP Wahyu Nugroho gagas Kampung Kartini Tangguh. Tujuannya, berdayakan perempuan dan atasi problematika sosial secara kultural.
Pada agenda Curhat Bersama Polwan yang diselenggarakan di Mapolres Jepara, dalam rangka sambut Hari Jadi Polwan ke – 75 (1 September 2023). AKBP Wahyu menilai penting kehadiran Kampung Kartini Tangguh.
“Selama 10 tahun terakhir, tema kesetaraan gender mengemuka dan menjadi perhatian bagi perempuan di seluruh dunia. Dikarenakan, masih dijumpai sejumlah kasus berlatarbelakang deskriminatif dan kekerasan pada perempuan,” papar AKBP Wahyu kepada Gistara, Rabu (2/8/23).
Deskriminasi bahkan berujung pada kekerasan terhadap perempuan, kata dia, didominasi oleh kekerasan seksual, fisik bahkan psikis. Sehingga, Kampung Kartini Tangguh dinilai penting, selain pendekatan hukum tapi juga kultural.
“Sebagaimana kata Pak Presiden RI, Joko Widodo di Hari Perempuan Internasional Tahun 2021, di dunia yang kian terbuka dan modern, derajat antara laki-laki dan perempuan itu sama. Mereka punya kesempatan sama dalam mengambil peran serta menggapai impian,” ujar Kapolres Jepara.
Selanjutnya, kata dia, Jepara telah memiliki modal kultural berupa tiga tokoh perempuan sebagai panutan hidup, yakni RA Kartini, Ratu Kalinyamat dan Ratu Shima. Kepada para aktivis perempuan dan juga Polwan diimbau untuk memperkuat pendekatan budaya.
“Gagasan dan bahkan spirit ketiga tokoh perempuan di Jepara menjadi contoh bagi kita semua. Melalui Kampung Kartini Tangguh juga menjadi basis dan nilai gerakan atasi berbagai persoalan lintas sosial,” terangnya.
Trivia, Polres Jepara selenggarakan diskusi dengan sejumlah aktivis perempuan Jepara tentang ‘Kiprah dan Kesetaraan Gender Perempuan Jepara’. Hal tersebut, sebagai bentuk penyatuan persepsi ihwal perempuan.
Adapun, Polres gandeng narasumber eksternal, antara lain Santi Adriyani dari Pusat Studi Gender dan Anak Unisnu, Indria Mustika Sekretaris Yayasan Kartini Indonesia dan Hadi Priyanto pegiat budaya dan penulis buku.
(Okom/Sochib)