JEPARA | GISTARA.COM – Luncuran makanan di seputar Kabupaten Jepara kini diwarnai makanan jejepangan. Japanese food itu sendiri, hadir dengan menu kimbab dan sushi.
Kimbab dan sushi ini, uniknya, telah disesuaikan dengan lidah masyarakat Jepara -Jawa. Ada ayam, cumi, udang, dan daging, bukan ikan sebagaimana umumnya di Jepang.
Lokasinya berada di sepanjang jalan Mangunsarkoro. Cukup dengan dua hingga tiga meja, kimbab dan sushi yang variatifable secara menu, dihidangkan di atasnya.
Berdasarkan pantauan Gistara.com di TKP, sejak dibuka dari jam 12.30 WIB sampai 13.20 WIB, barang dagangan tinggal setengah. Padahal yang dibawa hampir ratusan, Selasa (14/11/23).
BACA JUGA : Sejak 2010, Wafiq Food Jepara Produksi Olahan Ikan Berkualitas
Owner atau pemilik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) ini adalah Taman Subandi. Pria 48 tahun ini, memutuskan menjual kimbab dan sushi karena dorongan anak-anaknya.
Bermula berjualan di depan SD Negeri Panggang, sekadar satu hingga dua kotak, tapi dalam hitungan menit ludes oleh anak-anak. Itu terjadi berkisar 40 hari yang lalu.

kembab dan sushi yang bervariatif menjadi menu andalan
Sampai pada akhirnya, bergeser sebelah Timur. Konsumen yang awalnya menjadikan anak-anak sebagai target pasar, malah berubah. Justru kawula muda dan ibu-ibu yang memborong.
Selama berjualan satu setengah bulan, kata Taman, barang dagangan habis paling lama dua jam. Apabila dihitung, omzet kotornya mencapai Rp. 2 juta perhari.
BACA JUGA : Mantingan Sebagai Ruang Intelektual Studi Sejarah
Meski begitu, pihaknya mengaku kesulitan dalam mencari kertas rumput laut. Sebab harus membeli secara online, karena yang menjual dari Kota Atlas -Semarang.
Tidak hanya itu, jelang musim penghujan Taman merasa resah. Alasannya, ia berencana berdagang dengan mengendarai mobil agar aman ketika hujan melanda barang dagangannya.
Namun, hingga detik ini, ia mengatakan, belum memiliki modal yang cukup. Sementara saat didaftarkan di Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) belum peroleh kepastian.
“Kami sangat bersyukur karena jualan laris, tapi ketika didaftarkan di PNPM, sedari bulan lalu belum menuai kepastian bakal di ACC atau tidak. Kami butuh modal untuk membesarkan ini,” pungkas Taman.
(Okom/KA)