JEPARA | GISTARA.COM – Jamaah Pesulukan Thoriqoh Agung (PETA) Tulungagung dari Jepara setiap awal tahun Muharom mengikuti Haul Syeh Mustaqim bin Husein, Ibu Nyai Sakdiyah, Syeh Abdul Jalil bin Mustaqim dan para masayih pondok PETA. Kegiatan Haul berlangsung di halaman pondok PETA Tulungagung, Minggu (7/7/2024)
Seperti biasanya sebelum berangkat jamaah yang ikut khaul, di intruksikan kumpul di basecame PETA Jepara berlokasi di Desa Rengging Kecamatan Pecangaan Jepara.
Jamaah membaur antara satu dengan yang lain saling sapa, guyonan, ngopi dan roko’an.
Iringan doa keselamatan perjalan menuju ke Tulungagung diniati hormat menghadiri undangan guru Mursid dipandu oleh panitia di masing-masing bis pada jam 23.59 sabtu (6/72024), diikuti oleh jamaah yang berada di 4 bis.
Alhamdulilah perjalanan berjalan lancar jam 09.00 rombongan jamaah Jepara sudah nyampai di Setono Gedong Kediri Komplek Makam Syeh Al Wasil Syamsudin dibacakan Aurod Syadziliyah dan Mbah Abdul Qodir muridnya Mbah Mustaqim dibacakan irhamnyy robby.
BACA JUGA: Baznas Jepara Kolaborasi dengan Disdikpora, Salurkan Bantuan untuk Anak Berkebutuhan Khusus
KH. Zainal Mubarok Hafidin sebelum memimpin bacaan irhamny robby menjelaskan bahwa Mbah Abdul Qodir adalah murid Mbah Kyai Mustaqim gurunya Mbah kyai Abdul Jalil, setiap Senin malam Selasa beliau hadir khususiyah di pondok PETA, berangkat dari Kediri magrib nyampai di pondok PETA Tulungagung juga Magrib dengan mengayuh sepeda ontel (ilmu melipat bumi red) Beliau Mbah Abdul Qodir konon katanya juga punya kelebihan bisa melompat melewati beberapa rumah ( ilmu kidang kencono ).
Mbah Abdul Qodir diajari hizib asyfak oleh sultan Agung Hanyokrokusumo kemudian hizib asyak diajarkan kepada Mbah Abdul Jalil selanjutnya Mbah Abdul Jalil mengajarkan asyfak kepada seluruh santri pondok PETA.
Mbah Qodir sebagai santri manut dengan guru, hal itu dibuktikan salah satunya ketika Mbah Mustaqim Husain dawuh dengan Mbah qodir kenapa orang harus sakti-sakti nanti malah tidak seperti manusia, akhirnya ilmu kesaktiannya Mbah qodir dilepaskan.

Gus Qoyyum Lasem memberikan mauidzoh hasanah di Haul Pondok PETA
Ketika Mursyid Thoriqoh PETA dilanjutkan syeh Harir Muhammad Sholahudin Al Ayyubi amalan nya santri peta yaitu bacaan laqodjaakum, maka santri peta disarankan bagi yang belum puasa laqodjaakum segera melaksanakan puasa laqodjaakum 10 hari.
PETA Tulungagung mengajarkan Thoriqoh Syadiliyyah, sebagai santri harus bersyukur telah ditemukan guru Mursid yang membimbing menuju Allah SWT.
Sebelum mengakhiri pengarahan, KH. Zainal Mubarok Hafidin berpesan kepada jamaah agar selama masih hidup untuk menghadiri Haul PETA. Sebelum ziarah ke makam dianjurkan agar mandi taubat dan shalat dua raka’at mau ziarah.
Selesai ziarah di Kediri lanjut ke Tulungagung, rombongan bis Jepara menuju ke Hotel Wijaya yang berada di tengah-tengah kota sekitar 200 meter dari pondok PETA.
Sebagaimana arahan dari KH. Zainal Mubarok Hafidin sebelum makan dan ziarah, disarankan untuk mandi taubat dan sholat dulu.
Bakda magrib rangkaian acara haul dimulai dengan pembacaan sholawat, dzikir, pembacaan ayat suci Alquran, sambutan panitia dan tuan rumah, pembacaan Manakib Syeh Mustaqim dan Syeh Abdul Jalil, mauidhoh Hasanah Gus Qoyum Lasem, Kyai Mustofa Aqil Siroj Jakarta, Dr K.H Ismail dari semarang, dan ditutup doa. (Ka/Ks)