Oleh: H. M. Shohibul Itmam
Saat ini sedang prosesi pemilihan Bupati Jepara periode 2024-2029. Semua elemen masyarakat terutama tokoh dan pihak yang berkepentingan berusaha meyakinkan pilihannya kepada publik, supaya memperoleh dukungan maksimal yang akhirnya menjadi Bupati Jepara.
Ada sederetan nama yang sudah populer dengan sapaannya, seperti Gus Nung dan Wiwit menghiasi jalan dengan baliho besar di hampir sepanjang jalan utama di Jepara.Nama tersebut tentu yakin dengan dukungan dan strategi masing-masing akan terpilih dan bisa memikat hati masyarakat yang akan memilih.
Dalam literatur siapa yang akan dipilih masyarakat nanti untuk menjadi Bupati Jepara dapat dijelaskan antara lain kriteria berikut.
Pemilih biasanya mempertimbangkan kriteria seorang pemimpin yang bisa diproyeksikan untuk menjadi seorang pemimpin Jepara di masa kini dan yang akan datang.
BACA JUGA: Antisipasi Konflik di Pilkada 2024, Polres Jepara Gelar Simulasi Sispamkota
Bupati Jepara adalah seorang dengan kepribadian yang memiliki jiwa kepemimpinan yang baik dalam memimpin Jepara, serta harus bersikap profesional dalam menjalankan tugas. Bupati terpilih nanti adalah mereka yang benar-benar terbiasa mendahulukan kepentingan rakyat bukan kepentingan golongan atau perseorangan.
Pendek kata, untuk menjadi Bupati di Jepara perlu segudang pengalaman terbiasa dengan tantangan, tantangan di bidang ekonomi, politik, dan sosial kemasyarakatan.
Bupati Jepara dipilih karena memiliki kecakapan memimpin yang prima tanpa menafikan potensi lokal yang ada. Jepara saat ini membutuhkan pemimpin yang efektif yang dapat menggunakan dan menggabungkan berbagai gaya leadership yang berbeda, yang berakar pada sejumlah elemen nilai-nilai, emosional, dan intelektual yang telah sedang dan akan terus berkemabang di Jepara.
Dalam konteks memilih Bupati sebagai pemimpin Jepara, perlu menilik sebuah teori dari Goleman yang membagi gaya kepemimpinan menjadi enam macam, antara lain, Coercive (mampu memenuhi kebutuhan secara cepat), authoritative (memobilisasi masyarakat dengan visi), affiliative (mampu menciptakan harmoni dan membangun ikatan-ikatan emosional), democracy (membuat konsesus melalui partisipasi), pacesetting (meletakkan standar performa yang tinggi), dan coaching (membangun masyarakat demi masa depan yang lebih baik).
Karakter demikian wajib dimiliki seorang kandidat Bupati Jepara, karena akan mengemban tugas kepemimpinan dengan ragam seni, budaya dan potensi yang ada di Jepara.
BACA JUGA: Sukseskan Persimanu 1 Kabupaten Jepara, 121 Pangkalan Pramuka LP Ma’arif Siap Ambil Bagian
Dapat dipertegas bahwa; pertama, seorang Bupati Jepara yang hendak dipilih adalah seorang elite politik yang memiliki tanggung jawab besar, memiliki pengetahuan luas serta paham seluk beluk kota Jepara. Dengan kompetensi demikian, Bupati nantinya dapat merubah dan menata lebih cepat kemana arah Pembangunan di Jepara ini.
Kedua, Bupati Jepara diakui publik memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan informasi dengan baik dan mengkomunikasikannya dengan jelas, singkat, serta persuasif mengembangkan keterampilan untuk menganalisis informasi yang kompleks sampai membuat keputusan yang tepat berdasarkan pendekatan secara logis sesuai dinamika Masyarakat Jepara yang unik.
Ketiga, Bupati Jepara adalah mereka yang mempunyai kehebatan dalam teori dan praktik, terkait knowledge worker yang memiliki pengetahuan antar disiplin dan memiliki pengalaman, serta secara bersamaan menerapkan pengetahuan yang berasal dari beberapa bidang untuk memecahkan masalah yang biasa terjadi di Jepara.
Kriteria ketiga tersebut sangat mendesak bagi seorang Bupati di Jepara dengan se-abrek pekerjaan menata Jepara sebagai kota ukir dengan kompleksitas masalah dihadapi. Jadi, pencalonan diri sebagai Bupati tidak semata-mata ditentukan oleh banyaknya dukungan, uang, kuatnya mesin politik, tingginya kepercayaan diri atau ijazah tingkat apa yang dimilikinya tetapi juga benar-benar didasarkan pada evaluasi terhadap diri sendiri, dukungan emosional serta dukungan intelektual.
Dapat disarikan bahwa Bupati Jepara mendatang yang membawa kemajuan untuk semua golongan dalam semua bidang adalah mereka, figur yang dikampanyekan sesuai dengan kriteria wong nJeporo yang “Njeporoni” menuju Jepara yang moncer dengan identitas kota ukir.
H. M. Shohibul Itmam, Dosen Pascasarjana IAIN Kudus, Wakil Katib Syuriah PWNU Jawa Tengah dan Wakil Ketua LAKPESDAM PCNU Jepara