ENDE | GISTARA.COM – Kepala Sekolah Bumdes UNISNU Jepara, Dr. Ali Sofwan, S.E., M.Si., CADE, CAP menjadi salah satu narasumber Training of Trainers di Kabupaten Ende , Provinsi NTT. Kegiatan ini merupakan kolaborasi program studi magister manajemen program pascasarjana dengan LP2M Universitas Flores (Uniflor), beberapa hari lalu.
Perguruan tinggi di Indonesia Timur melakukan terobosan baru untuk penguatan kapasitas pengelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Ende. Uniflor menggandeng para pakar dari akademisi, trainer dan dari Kementrian Desa melakukan kegiatan Training of Trainers penguatan kapasitas manejerial pengelola keuangan bagi pendamping BUMDes dan pengurus.
Sebanyak 16 BUMDes dari ratusan BUMDes di Kabupaten Ende mengikuti pelatihan dan akan dilanjutkan dengan pendampingan.
Selain Ali Sofwan, pakar yang hadir diantaranya Dr. Dyah Purwanti, Ketua LP3M PKN STAN Jakarta, dan Dahlan, S.E dari BPPSDM DPS-Kemendes PDTT.
Penyelenggaraan TOT dengan Judul Penguatan Kapasitas Manajerial dan Pengelola Keuangan bagi BUMDes dan Pengelola Operasional Bumdesa merupakan cikal bakal program kerja dibawah Sekolah BUMDes Uniflor di Kabupaten Ende.
Sekolah BUMDes Uniflor memiliki ranah pekerjaan pendampingan pada penguatan SDM BUMDes seperti pelatihan pelaporan keuangan, dan juga assessment yang akan bekerjasama dengan Kemendes PDTT, Pemerintah daerah Kabupaten Ende.
Dr. Imaculata Fatima, Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan mengatakan perguruan tinggi adalah incubator gagasan keilmuan yang mesti mengambil peran itu.
BACA JUGA: Jelang Pilkada, Kapolres Jepara Gandeng Tokoh Agama Berperan Sebagai Cooling System
Dikatakannya, bahwa kegiatan seperti ini adalah bagian dari pengabdian kepada masyarakat dari lembaga pendidikan tinggi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat dari desa melalui BUMDes.
Dr Fatima menegaskan sekolah BUMDes yang dimaksud bukan seperti sekolah formal tetapi merupakan sebuah program pendampingan dan penguatan pengelola BUMDes di desa-desa agar bisa mengelola badan usaha ini menjadi roda perekonomian di desa.
Alasan Uniflor menggandeng dan menghadirkan para pakar di dalam kegiatan agar bisa membagi ilmu dan pengetahuan tentang pengelolaan BUMDes kepada pengelola di Ende.
Dr. Ali Sofwan, mengatakan pihaknya mengapresisasi Uniflor yang telah menginisiasi dan menggagas program ini.
“Kami apresiasi dan akan membagi pengalaman pengelolaan BUMDes di Jepara untuk pengelola di Ende,” katanya.
Lanjut Ali Sofwan, BUMDes di Kabupaten Ende memang perlu pembinaan karena banyak BUMDes yang sudah berdiri tetaapi belum memiliki sertifikat badan hukum dari kemenkumham..Juga banyak kondisi BUMDes yang mati enggan hidup tak mau, belum berjalan sesuai yg diharapkan.
“Sehingga keberadaan sekolah BUMDes Uniflor diharapkan bisa menjadi jawaban atas beberapa permasalahan Ende dan sekitarnya”, tambah pengurus DPP Asosiasi Akademisi Desa dan Bumdes.
Ali Sofwan yang juga Pengurus Forum Bumdes Indonesia Jateng menyambut baik lahirnya sekolah BUMDes Universitas Flores dengan harapan bisa membantu menyelesaikan permasalahan. Bukan hanya 16 bumdes yg mengikuti TOT saja di NTT.
“Bapak ibu dosen yang mengikuti TOT siap menjadi trainer dan mendampingi bumdes”
Tercatat pada tahun 2023 terdapat 196 BUMDes di Kabupaten Ende. Setelah muncul regulasi baru yakni Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2021 terdapat penyaringan BUMDes dari 196 BUMDes menjadi 115, yang teregistrasi nama terdapat 78 BUMDes dan 16 BUMDes telah memiliki sertifikası badan hukum.
Persoalan BUMDes di tiap desa pada seluruh kecamatan di Kabupaten Ende, antara lain, ketidaksiapan para pengurus BUMDes, mengakibatkan manajemen BUMDes berjalan di tempat. Macetnya dana pinjaman pada warga desa, pada program simpan pinjam dan BUMDes belum memanfaatkan asset dan potensi desa secara penuh. (sa)