REMBANG | GISTARA.com – Kemelut kenaikan BBM dihadapi hari-hari ini bukan masalah yang bersifat sementara. Butuh solusi segera – namun juga harus mencegah kemelut serupa terus berulang. Saat ini ada lebih dari 150 juta kendaraan bermotor di Indonesia. Sekitar 1 30 juta di antaranya adalah sepeda motor, maka tidak heran konsumsi BBM Indonesia terbesar adalah pertaliet.
Hal itu dikatakan Muhaimin Iqbal, Chairman di New Energy Asia, saat menjadi narasumber di FGD Inovasi Ketahanan Pangan dan Energi Berkelanjutan Sejahtera di BMT BUS Lasem (17/9/2022) .
Mobil dan motor di Indonesia, lanjutnya, ditambah enam juta mobil dan motor baru setiap tahun – akan tetap ada di jalan raya hingga 30 tahun ke depan. Mau diberi bahan bakar apa mobil dan motor ini ke depan?
Baca juga : Harga Minyak Mentah Dunia Berubah, BBM Jenis BP 90 dan BP 92 Turun Harga
Maka pihaknya mewakili komunitas ALTE (Alternative Energy) ingin memberikan sumbangsih untuk negeri ini.
”Bentuknya apa? Solusi yang berbasis ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi. Hasil-hasil R&D akan kami buka untuk masyarakat luas yang serius ingin terlibat dalam mengaplikasikan solusi-solusi dari kami ini” ujarnya.
Kami mulai dari Pertalite dahulu karena konsumsinya yang terbesar. Ketika akhir pekan lalu harganya naik 30 persenyang terdampak sangat luas. Perlu disadari bahwa konsumsi Pertalite saja tahun ini sekitar 23 juta kiloliter, tidak ada bahan bakar alternatif satu-pun yang akan siap menggantikannya dalam waktu dekat.
”Solusinya harus gabungan dari sejumlah solusi, sehingga secara bertahap pada waktunya nanti akan bisa menggantikan keseluruhannya – kalau bisa sebelum minyak kita keburu habis,” tegasnya.
Muhaimin memberikan solusi bahan bakar biogas. Misalnya yang sudah ia lakukan, membuat energi alternatif dari bahan sekam. ”Sekam seberar 4 Kg menghasilkan 1 liter bensin. Hasilnya sudah ia manfaatkan untuk mengisi mobil miliknya,” ucapnya.
Sehingga ketika BBM naik, orang-orang yang andil di dalam energy alternative ini orak pateken. (Hib/Gistara)