JEPARA | GISTARA.com – Budayawan Habib Anis Sholeh Ba’asyin menjelaskan arti penting berbudaya kepada mahasiswa Unisnu Jepara di lapangan Unisnu Jepara Jumat (16/9) malam.
Ratusan mahasiswa hadir njagong budaya sampai larut malam pukul 23.30 WIB. Kegiatan ini diselenggarakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unisnu Jepara pada Jum’at malam, (16/9/2022).
Memayu Hayuning Bawana merupakan nilai luhur tentang kehidupan dari kebudayaan Jawa yang diartikan ‘Memperindah Keindahan Dunia’. Orang Jawa memandang konsep ini tidak hanya sebagai falsafah hidup namun juga sebagai pekerti yang harus dimiliki setiap orang.
Baca juga : Benarkah Indonesia Dijajah 350 Tahun?
Dalam kesempatan itu, Habib Anis mengingatkan arti penting dalam berbudaya. Menurutnya, memahami budaya tidak hanya menggunakan fisik dan otak saja melainkan juga dengan hati. “Ketika kita berbudaya pastikan itu dengan kesadaranmu, karena kebudayaan itu nilai-nilai kebiasaan yang diturunkan dari masa lampau” tambahnya.
Selain itu Ia juga memaknai memayu hayuning bawana menjadi spiritualitas budaya. Spiritualitas budaya adalah ekspresi budaya yang dilakukan oleh orang jawa di tengah-tengah jagad rame.
Abdul Jalil dari Suluk Tajung Menara menambahkan budaya adalah ruang ekspresi oleh sebab itu budaya muncul karena diekspresikan. ”Biacara budaya sebagai ruang berekspresi kita harus menomorsatukan fisik, akal serta hati yang dilakukan secara masal,” jelasnya.
Selaku moderator Rendra Setyawan berharap generasi Jepara malam hari ini diawali di Unisnu menjadi awal yang baik. “Kami merespon budaya tidak hanya dari fisik saja, minimal berbudayalah melalui kecerdasan otak dan hati kita. Berbudayalah dengan cerdas karena banyak dari kita mengaku berbudaya namun tidak dengan kecerdasan kita”ungkap Rendra.
Memayu hayuning bawana salah satu upaya melindungi keselamatan dunia baik secara lahiriyah maupun batiniyah. Selaku orang Jawa berkewajiban memperindah keindahan dunia dengan memelihara dan menjaga lingkungan fisiknya. Pandangan tersebut memberikan dorongan bahwa manusia hendaknya arif terhadap lingkungan, tidak merusaknya. (Husni/Gistara)