JEPARA | GISTARA.com – Santri tak lagi harus bersarung dan tinggal di pondok dan hanya belajar mengaji saja. Akan tetapi, lebih dari itu santri kekinian dituntut untuk mengikuti kemajuan di era digital.
Hal itu disampaikan Rumail Abas saat mengisi materi Suluk Mantingan VII oleh PC Lesbumi Jepara di Pendapa Kompleks Mantingan, Tahunan, Jepara, Minggu (16/11) malam.
Ia menggaris bawahi bahwa makna dan peran santri di era sekarang sudah berubah, bahwa santri harus melek digital.
Hal inilah yang mendorong aktivis Gusdurian ini untuk belajar ilmu pemrograman agar menjadi santri yang unggul di bidang teknologi dan tanggap dengan kemajuan IT. Dirinya juga turut aktif berdakwah dalam dunia sosial media. “Inilah yang harus menjadi identitas santri sekarang, santri era 4.0,” tutur kang Rumail.
Menurut kang Mail, santri zaman sekarang terutama di daerah pesisir di hadapkan dengan perang intelektual dan artificial intelligence. Jadi kalau santri hanya berkutat dengan ilmu fiqh saja, maka lambat laun santri akan ketinggalan zaman. ”Apalagi Islam di Indonesia bercorak sufistik sehingga lebih lentur untuk mengikuti perkembangan zaman,” tandasnya.
| Baca juga: Peringati Maulid Nabi, Lesbumi Jepara Gelar Ngaji Budaya dan Ajak Masyarakat Lestarikan Kesenian Daerah
Diskusi juga dilanjutkan dengan sesi tanya jawab oleh peserta yang hadir baik secara online maupun offline. Pertanyaan yang pertama disampaikan oleh Kang aden yang menanyakan bagaimana peran santri ke depannya dalam menghadapi kemajuan zaman serta perannya dalam membangun peradaban bangsa.
Menurut Kang Mail santri harus mampu beradaptasi dengan kemajuan zaman, hanya tradisi keilmuannya harus dipertahankan. Maksudnya adalah meskipun sudah menggunakan kecanggihan teknologi, sanad keilmuan para santri harus tetap terjaga. “Tidak asal menjadikan sumber rujukan ilmu yang sanadnya tidak jelas,” terangnya.
Menutup diskusi Kang Rumail memberikan bukti konkrit bahwa terdapat banyak santri yang berasal dari daerah pesisir yang sudah mampu bersaing di era global. Di antaranya adalah Ainun Najib yang merupakan co-founder Traveloka, Gus Yasin Maimun yang sudah berperan dalam pemerintahan. Serta banyak lagi tokoh santri asal pesisir yang sudah sukses beradaptasi dengan tantangan zaman. (Hanif/Gistara)