UNGARAN | GISTARA.com – Kabupaten Semarang memiliki lima kecamatan potensial untuk keperluan pengembangan kopi arabika. Ke lima kecamatan itu meliputi Getasan, Jambu, Banyubiru, Sumowono dan Bandungan. Guna maksud tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang dalam hal ini Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan (Dispertanikap) memberikan dukungan penuh.
Salah satu bentuk dukungannya adalah dengan melaksanakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Temu Usaha Perkopian yang melibatkan sekitar 30-an petani dari lima kecamatan, di Kedai Kopi Gayeng, Dusun Tompak, Desa Genting, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, Kamis (17/11/2022).
Kepala Seksi (Kasi) Perkebunan Dispertanikap Kabupaten Semarang, Rusi Ambarwati menyampaikan pengembangan budidaya kopi arabika ini merupakan tindaklanjut dari kegiatan Kontes Kopi Nasional yang digelar dalam rangkaian kegiatan Kabupaten Semarang Expo (Kasmex) 2022, beberapa waktu lalu.
“Kabupaten Semarang dipercaya oleh Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) dan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) untuk mengembangkan potensi kopi Arabika,” ujarnya.
Menurut Rusi, jika melihat potensi yang dimiliki maka dalam kurun waktu tiga tahun ke depan Kabupaten Semarang diproyeksikan sudah siap memproduksi kopi arabika.
“Sama halnya dengan kopi robusta yang telah dikembangkan dalam tiga tahun terakhir,” ujarnya.
BACA JUGA: Diduga Mengantuk, Truk Muat Pasir Jatuh ke Parit Sedalam 3 Meter
Dalam pengembangan ini, lanjutnya, Kabupaten Semarang mendapatkan dukungan 30 ribu benih kopi arabika dari Puslitkoka, yang rencananya akan ditanam di lima kecamatan potensial tersebut. Alasannya, ke lima wilayah tersebut memiliki ketinggian lahan di atas 1.000 mdpl serta kondisi tanah yang cocok untuk pengembangan kopi arabika.
“Makanya hari ini, para petani diberikan beberapa pembekalan mengenai teknis persemaian, perawatan tanaman dan sterusnya agar nantinya tanaman kopi arabika yang dibudidayakan mampu berproduksi maksimal,” imbuhnya.
Rusi juga menyampaikan, secara umum program pengembangan kopi arabika ini sudah dimualai di Kabupaten Semarang tahun 2022 ini. Pendampingan juga sudah dilakukan oleh tim Puslitkoka hingga tiga tahun ke depan. Sehingga pada tiga tahun ke depan diharapkan produksi kopi arabika Kabupaten Semarang sudah bisa seperti kopi robusta, yang saat ini tinggal menunggu terbitnya sertifikat indikasi geografis (IG) yang sebelumnya telah didaftarkan Bupati Semarang.
“Kopi robusta kita sudah masuk 15 besar kopi terbaik secara nasional. Sehingga perlu kita dorong agar kopi arabika bisa menyusul,” paparnya. (Arief/Gistara)