
IRIBAN – Warga Desa Kenteng, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang melaksanakan tradisi ‘iriban’ di mata air Sendang Tlogo, Minggu (4/12/2022).
UNGARAN | GISTARA.com – Beragam cara bisa dilaksanakan untuk merawat dan melestarikan lingkungan. Salah satunya yang dilakukan oleh warga Dusun Dalaman, Desa Kenteng, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang. Ratusan warga berkolaborasi dengan karang taruna dan relawan se-Kabupaten Semarang melaksanakan tradisi ‘Iriban’ yakni merawat sumber mata air Sendang Tlogo yang dimanfaatkan oleh warga setempat.
Menurut ketua panitia acara Agus Sarwono, tradisi Iriban merupakan salah satu bentuk kegiatan melestarikan budaya leluhur di Desa Kenteng secara turun-temurun. Kata Irib berasal dari irib-irib yang artinya ngurip-urip.
“Ini bentuk kepedulian kami tentang bagaimana merawat dan menjaga lingkungan,” ungkapnya saat ditemui di lokasi, Minggu (4/12/2022).
Dikatakan Agus, kegiatan ini diawali dengan bersih-bersih aliran sungai dan mata air Sendang Tlogo. Setelah itu dilanjutkan dengan penanaman pohon di sekitar aliran sungai, terutama pada lahan yang masih kosong.
“Tujuannya untuk menyimpan cadangan air tanah. Selain itu untuk upaya pencegahan terjadinya longsor,” jelasnya.
BACA JUGA: Hilang Keseimbangan, Kontainer Muat Triplek Terguling di Kalimalang
Sosialisasi terkait upaya mitigasi bencana juga dilaksanakan di sela kegiatan tersebut. Relawan gabungan se-Kabupaten Semarang diantaranya Nyawa Wali, Sarda, SAR Buser, Baguna, Pramuli, SERI dan Banyubening menyampaikan materi edukasi soal tanggap darurat bencana.
“Apalagi di musim penghujan seperti saat ini, masyarakat harus diedukasi bagaimana menghadapi situasi jika sewaktu-waktu terjadi bencana,” ungkapnya.
Sementara Kadus Dalaman, Habib Masut mengatakan bahwa tradisi ini digelar satu tahun sekali setelah dua kali panen. Dijelaskannya, Sendang Tlogo ini memiliki tiga tlaga yang merupakan sumber kehidupan bagi warga Dusun Dalaman.
“Untuk tlaganya ada tiga, ini juga sumber air untuk sehari-hari seperti mandi, pertanian, air minum dan keperluan lainnya,” urainya.
Ditambahkan Habib, cara warga membersihkan sumber mata air ini juga cukup unik, yakni dengan menangkap ikan yang ada di mata air tanpa alat tangkap.
“Jadi nangkapnya tangan kosong, sehingga lumpur yang mengendap ikut ‘mubal’ sehingga saat dikuras ikut terbuang,” paparnya. (Arief/ Gistara)