JEPARA | GISTARA.com – Pagelaran seni ‘Sang Naga Samudra’ kembali dipentaskan. Kali ini di selenggarakan oleh Majlis Wakil Cabang (MWC) Nahdlatul Ulama (NU) Bangsri menyambut momentum bersejarah satu abad NU, Senin, (30/1/2023).
Kegiatan yang berlangsung di gedung MWC NU Bangsri dihadiri banom-banom NU beserta masyarakat umum. Hadir juga Ketua Syuriyah PCNU Jepara, KH. Hayatun Nufus Abdullah Hadziq, Ketua Tanfidziyah PCNU Jepara, KH Charis Rohman, dan Ketua Ranting Syuriyah dan Tanfidziyah se Kecamatan Bangsri.
Pementasan yang dimainkan delapan tokoh ini menceritakan Satru Bebuyutan Portugis dimana digambarkan saat itu pada Kesultanan Demak merupakan negeri maritim yang sepanjang perjalanannya selalu diwarnai dengan perlawanan terhadap penjajah Portugis.
Bahkan sebelum Portugis menguasai Malaka, Demak dan Kerajaan-kerajaan di Nusantara telah bersiap-siap melawannya. Hal ini dibuktikan dengan penyerangan Demak ke Portugis di Malaka (1512) yang cepat, hanya satu tahun setelah Malaka didudukinya.
Pementasan ini juga sesuai dengan tema harlah yang diangkat oleh PBNU yaitu “Merawat Jagad, Membangun Peradaban”. Dari kisah sejarah Ratu Kalinyamat ini, bisa mengambil hikmah pelajaran mencintai tanah air, menjaga setiap jengkal tanah air dari Portugis. Pementaaan itu berlangsung lancar.
BACA JUGA: Konferensi Ranting, IPNU-IPPNU Menganti Teguhkan Semangat Perjuangan NU
Selaku Ketua panitia Miftahuddin menyampaikan apresiasi terhadap PC Lesbumi (Lembaga Seni Budaya Muslimin) Jepara yang mensukseskan pagelaran Ketoprak Santri ini, dan kegiatan kebudayaan seperti ini layak untuk diapresiasi dan terus dikembangkan. “Dulu Walisongo juga menggunakan seni budaya sebagai media dakwah, dan NU sebagai pewaris keIslaman Walisongo juga menggunakan media seni dalam perjuangannya.” terang Miftahuddin..
Sementara Ali Burhan sebagai penulis naskah pementasan sekaligus Tim Riset PC Lesbumi NU Jepara menjelaskan latar belakang diangkatnya tokoh Ratu Kalinyamat dalam pementasan tersebut bahwa tokoh Ratu Kalinyamat ini sudah sangat melekat dan melegenda di alam bawah sadar masyarakat Jepara. Beliau juga seorang pemimpin wanita yang gigih dalam melawan portugis. “Selama kapal-kapal kita masih berlayar di samudra, selama tubuh kita masih berjiwa, maka Malaka akan kita rebut kembali. Nusantara adalah untaian Negeri Samudra, Aku bersumpah akan bertaruh nyawa untuk mempertahankannya,” Ini penggalan teks Sumpah Ratu Kalinyamat yang menumbuhkan nasionalisme dalam naskah yang dipentaskan tersebut ungkap Burhan.
Selain pementasan kegiatan religi juga dilakukan dengan ziarah ke makam para tokoh NU di Kecamatan Bangsri dan Istighotsah bersama pada Jum’at lalu (27/1/2023).
Meskipun sempat diguyur hujan, tidak menyurutkan antusias dari para warga Nahdliyin untuk ikut serta. “Terdapat tiga lokasi makam yang dikunjungi, yaitu makam Suromoyo Kedungleper, makam Mbah Abdul Hadi Tengguli, dan makam Mbah Nur Salim Banjaran,” kata M. Ikhsan Ketua MWCNU Bangsri. (Husni/Gistara)