JEPARA | GISTARA.com – Penyair Yudhistira ANM Massardi berupaya menggelorakan kembali literasi sastra dalam agenda Safari Sastra bertajuk ‘Senandung Cinta 7 Kampus Pantura’. Kali ini Ia singgah di Kabupaten Jepara memberikan Workshop Kepenulisan.
Ratusan orang hadir dari berbagai kalangan, ada siswa, mahsiswa, pegiat sastra hingga masyarakat Jepara.
Sastrawan berusia 68 tahun itu, membacakan beberapa puisi yang menurutnya tak umum. Misalnya puisi berjudul Biarin!, Sajak Sikat Gigi dan Jam. Puisi itu Ia bacakan didepan peserta yang hadir di gedung Dewan Kesenian Daerah (DKD) Jepara, Kamis, (16/2/2023).
Dengan bacaan puisinya Ia menebarkan energi sastra kepada para pencinta karya-karya sastra. Disela-sela membaca puisi, Yudhistira menceritakan kisah hidupnya menjadi seorang sastrawan sekaligus penyair.
BACA JUGA: Menarik! Tour Novel ‘Cita-Cita Titik Dua Petani’, Nasib Petani Harus Diutamakan
“Sastra telah membawa saya bisa menjalani hidup sampai titik ini,” kata penyair kelahiran Kabupaten Subang, Jawa Barat itu.
Yudhistira merasa sastra sudah terbukti memberikannya penghidupan yang lebih layak. Namanya melambung dan dikenal di dunia sastra nusantara. Karya-karyanya sudah berkali-kali mendapatkan anugerah dan juara.
Puisi-puisi itu, kata dia, dulu sempat menghebohkan jagat sastra Indonesia. Namun baginya itu tak masalah. Menurutnya, puisi-puisi dengan gaya bahasa sederhana tak bisa dimaknai dengan cara sederhana pula. Tetapi dengan diksi-diksi sederhana, puisi itu bisa lebih mengena. Lebih dari itu, pada akhirnya semua orang bisa menulis sastra.
Pada kesempatan itu, Yudhistira ANM Massardi tak datang sendirian. Ia bersama seorang aktor Renny Djajoesman, dan kelompok musik Gayatri dari Tasikmalaya. Yudhistira Massardi berkolaborasi dengan kelompok musik Gayatri. Mereka membawakan beberapa musikalisasi gubahan Yudhidtira. (Husni/Gistara)