JEPARA | GISTARa.com – Guna menjaga ekosistem pesisir pantai Kropak desa Bondo Kecamatan Bangsri, Wahana Pencinta Alam dan Lingkungan (Wapalhi) Universitas Islam Nahlatul Ulama’ (Unisnu) Jepara gandeng masyarakat tanam 6.000 bibit mangrove, Ahad, (12/3/2023).
Selain masyarakat turut serta pegiat lingkungan se-Provinsi Jawa Tengah (Jateng) baik Mapala, Sispala, Opala, kelompok nelayan desa Bondo maupun ormas-ormas lainnya. Tak hanya itu kegiatan ini juga dihadiri Gubernur Jawa Tengah (Jateng) yang diwakili Kepala (Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan) DLHK Provinsi Widi Hartanto, Penyuluh Kehutanan, DLH Jepara, dan Petinggi Desa Bondo.
Berbicara soal mangrove Widi Hartanto menyampaikan, bahwa tutupan mangrove dibeberapa daerah di Jateg mengalami degradasi atau penurunan. “Degradasi tersebut terjadi adanya alih fungsi lahan, sedimentasi yang tinggi, erosi, abrasi dan perusakan mangrove oleh oknum masyarakat untuk dijadikan area tambak,” ungkapnya.
Diketahui terdapat 16 Kabupaten atau kota di Jateng yang memiliki ekosistem mangrove. Sementara, lima diantaranya tengah mengalami penambahan luasan mangrove yaitu Pati, Jepara, Pemalang, Pekalongan, dan Cilacap. Adapun Jepara terdapat 3 Kecamatan terdiri dari 31 desa atau kelurahan yang memiliki garis pantai dan beresiko terhadap bencana abrasi salahsatunya desa Bondo. “Meski demikian kita patut bersyukur berdasarkan peta mangrove nasional, Kecamatan Bangsri tidak ada mangrove eksisting tetapi adanya lahan potensial untuk ditanami mangrove.
BACA JUGA: DLHK Jateng, Vyta Septikowati: Kondisi Hutan Mangrove Pesisir Pantai di Jawa Tengah Memprihatinkan
Lanjut Hartanto menyampaikan, Berdasarkan Badan Informasi Geospasial (BIG) tahun 2013 dengan garis pantai dari Ranperda RTRW tahun 2023-2043 yang telah divalidasi oleh BIG perkiraan luasanan yang terkena abrasi adalah 14,47 Hektar. Secara total potensi kerugian akibat abrasi di Jepara mencapai 110,16 miliar.
Terkait hal itu Ia mengajak seluruh elemen masyarakat saling bahu membahu bersatu melakukan penanaman mangrove di Bangsri ini. “terkait bibit silahkan koordinasi dengan dinas terkait yang penting kemudian adalah memasyarakatkan daya guna tanaman mangrove secara maksimal. Hal ini diawali dengan ngopeni melakukan penanaman kemudian memantau perkembangan mangrove,” tambahnya.
Secara konsisten Wapalhi telah melakukan penanaman mangrove di pesisir pantai Jepara dalam bentuk Revitalisasi Hutan Mangrove Pesisir Jepara (RHMPJ) ke-IV. Sebelumnya telah dilakukan dibeberapa wilayah seperti di Bulak Baru Kecamatan Kedung sebanyak tiga kali.
Sementara Ketua Wapalhi Kadhumatul Hilma menyampaikan, pihaknya akan melakukan pengecekan secara berkala. “Setelah penanaman ini kita akan melakukan pengecekan dan penyulaman setiap sebulan dua kali,” ungkapnya saat ditemui wartawan gistara dilokasi. (Husni/Gistara)