JEPARA | GISTARA.com – Kondisi faktual kawasan pesisir utara Jawa Tengah (Jateng) sangat memprihatinkan. Hal itu disampaikan Vyta Septikowati dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jateng saat wibenar nasional yang di gelar oleh Wahana Pencinta Alam dan Lingkungan Hidup (Wapalhi) Unisnu Jepara melalui via zoom Rabu, (1/3/2023).
Ia menjelaskan di Jawa Tengah terdapat salah satu desa di Kabupaten demak sudah tenggelam hingga tidak bisa ditempati. Selain itu mundurnya garis pantai di kota Semarang. Serta terkait abrasi di Jateng sendiri telah mencapai hampir delapan ribu hektare. “Abrasi yang terjadi ini akan terus bertambah setiap tahunnya ketika tidak ada penaganan secara khusus dan berkala,” terangnya.
Sementara kondisi pesisir Jepara sendiri sudah puluhan kilometer tergerus abrasi. Sehingga berdampak pada lahan yang asalnya produktif bisa digunakan budidaya menjadi tidak produktif akibat kemunduran garis pantai yang menerjang lahan petani tambak.
“Kondisinya saat ini di Jawa Tengah sangat kritis, kondisi hutan mangrove yang bagus sesuai hasil analisis dari DLHK hanya 30 persennya saja,” ungkap Vyta Septikowati saat menyampaikan materi.
Ia menambahkan abrasi di kawaaan pesisir pantai utara mencapai 7.957 hektare, kemunduran garis pantai mencapai 75-100 meter per tahun, peningkatan muka air laut, alih fungsi kawasan pesisir, dan sampah dan limbah mencapai 62 juta ton per tahunnya.
BACA JUGA: Sekolah Lingkungan, Wapalhi Ajarkan Siswa SDN 04 Desa Bondo Semai Bibit Mangrove
Hal ini menjadi dasar begitu pentingnya menjaga kelestarian hutan mangrove khususnya di Jepara agar tidak semakin parah.
Ketua Wapalhi Kadhumatul Hilma mengatakan, webinar nasional menjadi kegiatan tahunan yang diselenggarakan Wapalhi guna mengedukasi dan menambah literasi masyarakat sebagai upaya penanggulangan bencana diwilayah pesisir pantai Jepara.
Webinar ini menjadi salah satu rangkain dari kegiatan Revitalisasi Hutan Mangrove Pesisir Jepara (RHMPJ) ke 4 yang akan diselenggarakan Ahad, 12 Maret 2023 di pantai Bondo Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara.
Sementara Dekan FSH Mayadina Rohmi Musfiroh mengungkapkan, kegiatan yang diselenggarakan itu merupakan bentuk pembangunan karakter mahasiswa yang melibatan pegiat lingkungan dan masyarakat sekitar. Agar mereka memiliki kepedulian dan kecintaan terhadap lingkungan hidup. “Kecintaan lingkungan hidup ini merupakan bagian dari amanah sebagai Khalifah Fill Ardli atau wakil Allah dimuka bumi ini yang tugasnya tidak hanya sekedar meramaikan bumi, dan memakmurkan bumi tetapi juga mengelola semua potensi yang diamanahkan kepada kita semua sebagai manusia. (Husni/Gistara)