JEPARA | GISTARA.com – Dalam meningkatkan kompetensi keahlihan dalam mengukir kayu, Kelompok penyandang disabilitas yang tergabung dalam Bina Akses mengadakan pelatihan. Mereka belajar mengukir di kediaman Budi Mulyo RT 2/RW 2 Pecangaan Kulon.
Pelatihan itu diikuti 20 peserta dari berbagai daerah, ada dari Siripan, Bugel, Pecangaan, Mayong, Kota dan daerah lainnya. Adapun materi disampaikan langsung Budi Mulyo sebagai tuan rumah.
Budi Mulyo memang kesehariannya mengukir, disamping itu Ia juga salah satu pembuat Miniatur dengan memanfaatkan limbah kayu. Karyanya berupa Bis, Mobil, Omah Joglo dan masih banyak lainnya.
Pelatihan mengukir diselenggarakan selama empat hari terhitung tanggal 13-16 Maret 2023. Hari ini Kamis, (16/3/2023) hari terakhir. Kegiatan yang dimulai pukul 09.00 hingga 13.00 WIB itu terlihat peserta sangat antusias. Mereka dilatih dari membuat pola ukiran, proses mengukir, merangkainya hingga finishing.
“Peserta kami latih dari dasar mulai menggambar pola hingga menjadi suatu prodak yang dapat dimanfaatkan,” terang Budi saat ditemui dirumahnya. Ia juga berharap, kedepannya teman-teman disabilitas yang telah mengikuti pelatihan memiliki kemandirian dan mau menekuninya.
BACA JUGA: Habib Muhsin Kisahkan KH. Ahmad Rofiq Malik Sebelum Wafat
“Syukur-syukur dapat menjadi kerjaan utama dan mata pencaharian sehari-hari,” imbuh Budi.
Karya yang dihasilkan berupa tempat pot bonsai dan rak sepatu. Hasil karya itu ditambahkan ornamen ukir. Dari hasil karya yang dibuat, terkait model dan bentuknya dapat dikembangkan sesuai ide dan inovasi peserta sehingga dapat memiliki nilai jual tinggi.
Saat pelatihan, kelompok difabel mendapat bantuan alat dari tata (pahat ukir), gergaji, bor, hingga bobok. Bantuan alat tersebut diberikan oleh Dinas Koperasi UKM Tenaga Kerja dan Transmigrasi bersama Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jepara Saiful M. Abidin.
Salah satu peserta Subarno kalahiran 1949 asal Siripan diusianya yang tak muda lagi masih memiliki semangat tinggi. Ia merasa senang dengan pelatihan mengukir ini. “Selain dapat materi dasar mengukir juga dapat kumpul-kumpul dengan teman-teman lama sehingga bisa saling sharing dan saling menyemangati meski dengan keterbatasan masing-masing,” kata Subarno. (Husni/Gistara)