JEPARA | GISTARA.com – Mengantisipasi tingginya permintaan pasar, Pemerintah Kabupaten Jepara memastikan pasokan BBM tercukupi dan menambah pasokan LPG 3 Kg. Tambahan kuota gas LPG 3 kilogram dari PT. Pertamina sebanyak 30 hingga 35 ribu tabung gas.
Hal tersebut disampaikan Penjabat (Pj) Bupati Jepara usai melakukan monitoring di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dan agen gas elpiji di Desa Mulyoharjo, Jepara, Selasa (21/3) lalu.
Penjabat (Pj) Bupati Jepara, Edy Supriyanta mengungkapkan, selama ramadan Pasokan Bahan bakar Minyak (BBM) dan LPG 3 kilogram di Kabupaten Jepara dijamin aman.
Hal itu juga dibenarkan oleh Kepala Bagian (Kabag) Perekonomian, Sekretariat Daerah (Setda) Siti Nurjanah, melalui Kasubbag Sumber Daya Alam, Heru Sutamaji. Ia mengatakan tahun ini, Jepara dijatah 32.165 Metrik Ton atau 10.721.666 tabung. Hingga Februari 2023 lalu, realisasinya baru 1.817.430 tabung.
“Untuk tabung gas kita pastikan aman selama Ramadan, termasuk di Kepulauan Karimunjawa,” kata Dia.
Menurut Sutamaji pihaknya telah mengajukan tambahan kuota tidak hanya di bulan Ramadan saja.
BACA JUGA: Ladang Beramal di Bulan Ramadhan, Baznas Jepara Launcing Gerakan Bulan Sedekah
Alokasi Maret 2023 sebanyak 971.710 (alokasi reguler). Sedangkan alokasi April 2023 sebanyak 1.010.578 (alokasi reguler ditambah kuota fakultatif 4 persen). Jumlah ini sudah mampu mencukupi kebutuhan masyarakat selama Ramadan, termasuk di Karimunjawa.
Selain tabung gas LPG, secara umum distribusi Jenis BBM Tertentu (Solar), dan Jenis BBM Khusus Penugasan (Pertalite), relatif normal. Terkait adanya antrian konsumen BBM Pertalite dimungkinkan karena disparitas (perbedaan) harga yang cukup besar.
Untuk Pertalite Rp 10 ribu perliter dan Pertamax Rp13.300/liter. Sehingga banyak yang memilih untuk mengisis BBM jenis Pertalite.
Sementara Ketua DPRD Jepara, Haizul Ma’arif, memastikan tidak ada kenaikan harga sembako. Menurutnya, meskipun ada kenaikan di beberapa kebutuhan pokok masyarakat tapi masih relatif stabil karena memang permintaan yang semakin tinggi.
“Hal ini juga mempengaruhi harga beli akan semakin tinggi, tapi masih sesuai dengan standar dari harga yang diatur oleh Pemerintah,” pungkasnya. (Husni/Gistara)