
DISKUSI – Penggerak Gusdurian Jepara diskusiakan Hak Wanita dalam Islam yang di sampaikan oleh M. Choirun Najib. (Foto: Husni/Gistara)
JEPARA | GISTARA.com – Menyoal hubungan hak asasi wanita dengan Islam memang ada beberapa problematika yang tidak mudah dipecahkan, sementara yang lain sudah ada dalam Islam itu sendiri.
Saat ini perempuan dihadapkan dalam dilema dengan perkembangan jaman, bahwa perempuan harus berkarya dan juga melaksanakan kodrat sebagai ibu rumah tangga. Dalam perkembangannya perempuan sudah dianggap setara atau bahkan bisa bersaing dengan kaum pria.
Hal tersebut disampaikan saat diskusi Gusdurian di Komplek perumahan Tahunan kediaman saudara Rifa’I. Diskusi itu mengangkat tema ‘Hak Wanita dalam Islam’ yang disampaikan oleh M. Choirun Najib.
Tema tersebut membahas terkait pandangan Gusdur (Abdurrahman Wahid) terdapat beberapa prinsip dasar dalam Islam (Al Kulliyat al Khams). Diantaranya, wanita dan pria memiliki keselamatan fisik sama, artinya perlindungan bagi setiap warga negara tidak boleh disiksa atau dikenai sangsi fisik apa pun. kecuali terjadi kesalahan prosedur menurut hukum.
Kemudian, memiliki hak dasar akan keselamatan keyakinan. “Setiap orang pria maupun perempuan berhak menentukan pilihannya sendiri dalam hal agama,” terang Najib saat paparkan padangan Gusdur.
Lanjut Najib menyampaikan, pria dan wanita memiliki hak dasar yang sama akan keselamatan pribadi berupa harta pribadi yang tidak boleh di otak atik oleh siapapun.
BACA JUGA: Ringkus Dua Pelaku Penjual Bahan Petasan, Polres Jepara Amankan 16 Kilogram Bubuk Petasan
Serta akan hak keselamatan profesi dan pekerjaan. Satu hak yang dengan sendirinya dimiliki oleh sekaligus pria dan wanita secara bersama-sama. Hak ini ada, baik di dalam Islam maupun dalam hak asasi manusia.
Sementara, Fuad Fahmi Latif selaku koordinator Gusdurian Jepara, menyampaikan kesetaraan artinya perempuan memiliki kedudukan dan posisi yang sama dengan laki-laki, baik dalam segi peran dan kontribusinya, oleh karena perempuan harus dilihat dari kapasitas maupun kapabilitasnya dalam mengisi ruang-ruang publik.
Menurut dia, kondisi tersebut mengharuskan kaum perempuan untuk lebih maju dan mampu ikut berkompetisi sesama perempuan terutama dalam kesetaraannya dengan kaum laki-laki baik secara regional maupun lingkup nasional.
“Perempuan saat ini sudah diberikan ruang seluas-luasnya namun ketika tidak didorong mindset dan karakternya dengan sebaik-baiknya, ya sama saja,” ungkap Fuad
Diskusi yang dilakukan menjelang buka puasa tersebut sebagai kegiatan rutinan Gusdurian Jepara selama ramadan setiap minggunya dengan tema dan tempat yang berbeda. (Husni/Gistara)