JEPARA | GISTARA.COM – Ratusan buruh dari DPD PEKAT IB (Pembela Kesatuan Tanah Air Indonesia Bersatu) Jepara geruduk PT. TBZ Industrial Indonesia. Tujuannya, agar pabrik akomodir masyarakat lokal.
Pada jam 13.00 WIB, ratusan buruh mulai berkumpul dan melakukan unjuk rasa di depan PT. TBZ Industrial Indonesia Desa Sengonbugel, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara.
Mereka kompak menuntut agar mengutamakan kearifan lokal dan masyarakat ring satu -yang terdampak secara langsung atas aktifitas perusahaan PT. TBZ Industrial Indonesia.
Namun, menurut Koordinator Lapangan (Korlap) sekaligus Ketua DPD PEKAT IB Jepara Priyo Handoyo, akomodir masyarakat lokal bukanlah satu-satunya tuntutan, melainkan ada lima.
BACA JUGA : Audiensi Alami Deadlock, Buruh PT. SAMI Mogok Kerja
“Secara global, perusahaan mesti mengedepankan sosial ekonomi maupun kearifan lokal (masyarakat), kemudian memperdulikan lingkungan hidup,” papar Priyo kepada Gistara, Jumat (25/8/23) usai ibadah sholat Jumat.
Titik keberatan lainnya, terdapat dalam penyedia catering dari luar, kemacetan arus lalu lintas, banjir di musim penghujan, hingga kekeringan sumur sekitar warga di musim kemarau.
Usai menyampaikan tuntutan, pada jam 15.30, WIB perwakilan peserta aksi unjuk rasa dari DPD PEKAT IB Jepara diterima oleh pihak perusahaan di Ruang Rapat PT. TBZ untuk melakukan audiensi.
Sewaktu audiensi, Maria selaku perwakilan dari PT. TBZ Industrial Indonesia mengaku merasa sudah melaksanakan tuntutan yang ada. Mulai dari ihwal recruitment karyawan baru sampai persoalan catering.
Bahkan, kata dia, dari catering sendiri yang menggunakan jasa warga Desa Sengonbugel kurang memenuhi kepuasan karyawan. Adapun, keluhan karyawan terdapat pada kebersihan dan rasa makanan.
BACA JUGA : Tingkatkan Produk Lokal: Hotel, Restoran dan Angkringan Wajib Sajikan Kopi Jepara
Sehingga dilakukan voting dari penikmat catering, dan diputuskan menggunakan jasa catering milik warga Desa Pelemkerep, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara dan demi kebaikan tetap memakai jasa catering dari warga desa lokal.
“Terkait tuntutan yang dilayangkan kepada kami (perusahaan), saya rasa kami telah melaksanakan semuanya. Jadi sah-sah saja,” tandas Maria.
Meski demikian, Pryo tidak puas dengan hasil audiensi. Ke depan, pihaknya mengancam bakal mendatangkan massa jauh lebih banyak lagi serta melibatkan berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
“Jika sampai tujuh hari ke depan tidak terealisasi. Kami akan membawa massa lebih banyak daripada hari ini. Tidak hanya itu, kami juga akan melibatkan seluruh LSM yang tergabung dalam Forum Komunikasi Ormas dan LSM Jepara (FKOJ),” pungkas Pryo.
(Okom/Sochib)