SEMARANG | GISTARA. COM – Selama 2023 Tren kasus Demam Berdarah (DBD) di Jawa Tengah (Jateng) menurun. Warga tidak boleh lengah dan harus tetap waspada
“Tercatat dengan jumlah IR sebanyak 5.814 kasus, jumlah Case Fatality Rate 362 kasus. Sementara dibandingkan 2022 ada 12.476 kasus, dengan angka kematian mencapai 260 kasus,” tutur Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Jateng, Irma Makiah, sebagaimana dikutip gistara dari Jatengprov.go.id (9/10/23)
Ditambahkan, turunnya kasus DBD di 2023, disebabkan beberapa hal, termasuk kemarau panjang. Oleh karena itu, Irma menyarankan agar warga tetap mewaspadai kasus DBD, terutama musim pancaroba.
BACA JUGA : Harga Cabai Kian Pedas, Jateng Lakukan Gertam Cabai
Menurut Irma, dengan meningkatnya intensitas hujan dan suhu yang belum stabil, menjadi zona yang nyaman bagi nyamuk berkembang biak. Oleh karenanya, Irma menyarankan warga rajin mengecek tampungan air dan membersihkan lingkungan.
Ia menjelaskan, telur-telur nyamuk Aedes dapat bertahan dan menjaga kondisinya agar tetap kering. Saat musim hujan tiba dan terkena air, telur tersebut akan menetas
“Dengan datangnya musim penghujan, nyamuk akan lebih aktif untuk bertelur, karena tempat berkembang biak dan pertumbuhan jentik nyamuk, yaitu genangan air, lebih banyak tersedia di musim hujan. Untuk itu, PSN dan 3 M plus harus lebih digiatkan, melalui Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J),” ujar Irma.
(KA)