JEPARA | GISTARA.COM – Sejumlah masyarakat mengeluhkan Jalan Raya Kelet – Sambungoyot di Desa Kelet. Pasalnya, jalan tersebut rusak parah dan rawan akibatkan kecelakaan.
Adapun, titik kerusakan jalan ini berada di sebelah timur jembatan Sungai Kaligelis, depan Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Keling hingga jalan di sekitar stasiun pengisian gas.
Berdasarkan pemantauan Gistara, Kondisi jalan berlubang cukup dalam antara 10 hingga 20 centimeter. Beberapa titik jalan bahkan aspalnya sudah hilang.
Keadaan semakin parah jika hujan turun, karena lubang akan tertutup air. Jika tidak waspada, pengendara bisa terperosok di lubang jalan tersebut.
BACA JUGA: Direktur RSUD Kartini: Fogging Tidak Efektif Tangkal DBD
Mufarih Niam salah seorang warga setempat mengeluhkan kondisi jalan tersebut. Dirinya meminta perlu ada respon cepat dari berbagai pihak yang berwenang.
“Problem jalan ini perlu respon cepat. Karena ini menyangkut hal krusial dan urgen bagi keselamatan masyarakat di jalan,” papar Mufarih Niam kepada redaksi, Jumat (1/3/24).
Hal senada diungkapkan Udin, dirinya juga meminta pemerintah untuk cepat menangani kerusakan jalan tersebut. Menurutnya, harus segera dibenahi demi keselamatan pengendara.
Diketahui jalan tersebut sebelumnya mengalami kerusakan parah seperti saat ini, kemudian diperbaiki, tidak lama rusak parah lagi seperti sekarang ini.
“Dinas Pekerjaan Umum (DPU) saya yakin sudah mendapat informasi dari warga; jalan rusak, diperbaiki, rusak lagi, dan lagi. Ini merupakan bencana musiman,” terang Udin, salah seorang pengguna jalan.
BACA JUGA: Lestarikan Alam, KKN Unisnu Jepara Tanam 500 Bibit Pohon
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga DPUPR Jepara, Agus Priyadi mengatakan, jalan raya tersebut merupakan jalan provinsi, sehingga kewenangan berada di pihak Provinsi Jawa Tengah.
Pihaknya juga menyebut, telah melaporkan kondisi tersebut kepada pihak provinsi agar dapat segera ditangani. Namun Hujan akan membuat jalan tergenang air dan akhirnya memperpendek masa ketahanan aspal jalan.
“Bisa segera ditangani, karena masyarakat komplainnya ke kami, soalnya yang pegang anggaran dari pihak provinsi. Ketika ada pertemuan sering saya usulkan,” pungkas Agus.
(Okom/Ka)