JEPARA | GISTARA.com – Pelaku usaha mebel Jepara saat ini merasakan dampak dari krisis global. Pasalnya perang Rusia dengan Ukraina melumpuhkan sektor ekonomi di pasar dunia. Akibatnya daya beli masyarakat menurun, sehingga pasar ekspor sementara berhenti. Khususnya di kawasan Eropa dan Amerika.
Sepinya pasar mebel akhirnya merambat ke sektor lain, karena banyak masyarakat yang bergantung pada industri mebel.
Hal ini menjadi tema pembahasan dalam acara ‘Jagong Bareng’ yang diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (DPD HIMKI) Jepara.
Acara jagong bareng yang bertemakan Quo vadis pelaku mebel Jepara dalam menghadapi krisis global.
Hadir acara ini Presidium DPP HIMKI Maskur Aulia, Ketua HIMKI Jepara Raya Antonius Suhandoyo, Sekretaris HIMKI Yuli Kusdiyanto, Anggota DPRD Pratikno (Nasdem), Nuruddin Amin (PKB), Junarso (PDI-P), Ketua Kadin Jepara Andang Wahyu Triyanto, Kepala Diskop UMKM Nakertrans Samiadji, serta pengurus HIMKI Jepara dan para pelaku usaha mebel di Kabupaten Jepara.
DPP Presidium HIMKI, Maskur Aulia menyampaikan lesunya pasar mebel di Jepara saat ini, terutama menurunya nilai ekspor menjadi persoalan serius bagi para pelaku usaha.
“Kondisi perekonomian dunia saat ini sedang dalam keadaan tidak baik. Dampak perang Rusia dengan Ukraina menyebabkan kondisi ekonomi di Eropa dan Amerika mengalami penurunan,” ujar Maskur dalam penjelasannya.
Solusi juga dipertimbangkan saat Jagong bareng di Enjang Coffe, kemarin Rabu (28/9/2022).
Maskur menyebutkan, Salah satu solusi untuk tetap bertahan dalam situasi sekarang, menurutnya harus mencari alternatif dalam market mebel. Saat ini di benua Asia, Afrika dan Timur Tengah belum ada tanda-tanda penurunan daya beli.
“Satu lagi kesempatan untuk menyuarakan perdamaian dunia ada di pertemuan G20 yang akan diselenggarakan di Bali”, imbuhnya. (Husni/Gistara)